Hal ini menunjukkan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah adalah kunci sukses.
Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Jakarta, melalui ketuanya Kasandra Putranto, juga memberikan apresiasi.
Saat diwawancara Disway, ia menyebut program ini sebagai langkah luar biasa dan berharap cakupannya tidak hanya fisik. Tetapi juga mental. Kasandra menekankan pentingnya pendekatan preventif yang berkelanjutan.
“Saya berharap tentu saja cek kesehatan gratis ini bisa berkesinambungan. Jadi bukan hanya satu one shot saja. Tetapi bisa berkesinambungan,” jelasnya.
Harapan ini selaras dengan tujuan program untuk membangun kesadaran kesehatan jangka panjang. Bukan sekadar agenda musiman.
Menteri Agama Turun Langsung ke Pesantren (H-2)
Program CKG tidak hanya menyasar sekolah umum. Tapi juga ke pesantren. Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar ke Pondok Pesantren Asshiddiqiyah di Jakarta Barat.
Menag Nasaruddin menegaskan program ini bukan sekadar proyek. Melainkan bukti kehadiran pemerintah. “Ini bukan hanya untuk santri. Bukan juga hanya untuk yang muslim,” tegasnya.
Dengan angka lebih dari 12,5 juta siswa di bawah binaan Kementerian Agama, program ini menjamin kesehatan semua anak bangsa. Semua agama mendapatkan hak yang sama atas kesehatan.
Kunjungan tersebut juga menjadi momen penting untuk mengubah paradigma masyarakat tentang kesehatan.
Menag menyarankan agar masyarakat rutin periksa, bahkan saat tidak ada keluhan. “Rumah sakit itu bukan cuma untuk orang sakit. Tapi juga untuk orang sehat yang ingin tetap sehat,” imbuhnya.
Ia menekankan kesehatan adalah bagian integral dari ajaran agama. “Nggak mungkin jadi hamba yang taat kalau sakit-sakitan. Nggak mungkin jadi khalifah kalau penyakitan,” ungkapnya, memberikan motivasi spiritual yang kuat.
Harapan besar disampaikan Penanggung Jawab CKG Ponpes Asshiddiqiyah, Muhammad Ubaidillah.
Ia berharap adanya tindak lanjut yang nyata bagi santri yang terdeteksi memiliki masalah kesehatan. “Masih ada kurang lebih 800 santri yang belum diikutsertakan,” ujarnya.