Direktur Jenderal (Dirjen) Kesehatan Primer dan Komunitas, Maria Endang Sumiwi, menjelaskan program CKG ini dirancang khusus untuk anak usia 7 hingga 17 tahun.
Jenis pemeriksaannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Strategi ini sangat efektif karena setiap rentang usia memiliki tantangan kesehatan spesifik.
“Dalam Cek Kesehatan Gratis itu juga sesuai dengan masalah-masalah kesehatan yang dihadapi anak-anak kita. Juga beban penyakit yang besar yang dihadapi oleh masyarakat. Itu yang menentukan apa saja yang nanti diperiksa,” ujar Maria.
Kesehatan anak usia sekolah merupakan cerminan kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa. Sehat fisik dan mental adalah prasyarat utama bagi anak-anak untuk dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara optimal.
Program CKG Sekolah 2025 ini hadir untuk memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan hak hidup sehat. Secara komprehensif mencakup berbagai aspek pemeriksaan.
Mulai pengukuran tinggi dan berat badan, pemeriksaan mata, telinga, hingga gigi. Tak hanya itu. CKG Sekolah 2025 juga berfokus pada deteksi dini masalah kesehatan yang sering luput dari perhatian. Seperti anemia, stunting, dan gangguan gizi lainnya.
Salah satu keunggulan utama CKG Sekolah 2025 adalah fokus pada deteksi dini. Dengan mendeteksi masalah kesehatan sejak dini, intervensi yang tepat dapat segera dilakukan.
Contoh, apabila ditemukan kasus anemia, petugas kesehatan dapat memberikan edukasi dan suplementasi zat besi. Jika terdeteksi masalah gigi, anak-anak dapat dirujuk ke fasilitas Kesehatan.
Pendekatan proaktif ini sangat efektif dalam mencegah masalah kesehatan berkembang menjadi kondisi yang lebih serius. Yang pada akhirnya dapat mengganggu proses belajar dan tumbuh kembang anak.
Program CKG Sekolah 2025 tidak hanya berhenti pada pemeriksaan fisik. Tetapi menyertakan komponen edukasi kesehatan yang kuat.
Para siswa, guru, dan orang tua akan mendapatkan informasi berharga tentang pentingnya pola hidup sehat. Gizi seimbang. Kebersihan diri dan pencegahan penyakit menular.