Waspadai Koneksi dari VPN atau IP Asing
Penggunaan VPN memang menawarkan privasi tambahan, tapi di Switch 2, hal ini justru bisa memicu sistem untuk memblokir koneksi. Nintendo mencatat semua akses IP yang masuk ke server mereka.
Jika konsol kamu tiba-tiba terhubung dari negara berbeda atau jalur VPN mencurigakan, sistem bisa memicu tanda bahaya.
Sebagai langkah pencegahan, selalu main dari jaringan stabil dan aman. Hindari menggunakan Wi-Fi publik atau VPN saat masuk ke akun Nintendo.
Jangan Pakai Emulator atau Custom Firmware
Emulator dan firmware kustom memang menggoda bagi sebagian gamer yang ingin eksperimen. Namun di Switch 2, tindakan seperti ini bisa jadi mimpi buruk. Konsol yang pernah tersambung ke sistem dengan firmware modifikasi akan Nintendo kenali lewat server pusat.
Nintendo tidak memberi toleransi pada penggunaan sistem modifikasi. Bahkan meskipun kamu hanya mencobanya sesaat, konsekuensinya bisa berupa banned permanen. Kalau ingin eksplorasi fitur lebih, tetap gunakan cara legal yang sudah mendapat dukuangan Nintendo.
Jangan Ubah Data Save Game Secara Manual
Sebagian gamer ingin shortcut menuju kemenangan dengan cara mengedit data save game. Tapi di Switch 2, data permainan tersimpan di cloud yang terus tersinkronisasi dengan server. Perubahan yang tidak wajar bisa langsung terdeteksi.
Contohnya, tiba-tiba punya semua karakter tanpa bermain atau jumlah koin yang tak masuk akal. Sistem keamanan akan menganggap ini sebagai cheat dan bisa menonaktifkan fitur online secara otomatis. Hindari tindakan ini jika ingin akunmu tetap aman.
Laporkan Masalah Resmi, Jangan Akali Sistem
Ketika kamu mengalami bug atau masalah teknis, langkah terbaik adalah melaporkannya ke layanan pelanggan Nintendo. Beberapa pengguna justru mencoba mengatasi dengan menghapus sistem, factory reset, atau memasukkan script tertentu.
Tindakan seperti ini bisa mereka asumsikan sebagai upaya manipulasi data sistem. Nintendo menyediakan jalur resmi untuk laporan masalah, dan mereka akan memberikan solusi yang sesuai tanpa risiko banned.
Terverifikasi Dewan Pers