IKNPOS.ID – Tradisi menanam pohon yang diinisiasi oleh Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) merupakan cerminan dari semangat untuk menjadikan IKN sebagai kota hutan.
Hal itu diungkapkan Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN, Myrna A. Safitri.
“Tradisi penanaman ini, kami menyebut sebagai tradisi meninggalkan jejak hijau di IKN, yakni jejak dari setiap tamu maupun pengunjung yang datang ke IKN, termasuk tradisi pegawai IKN yang setiap pekan menanam pohon,” ujar Myrna, Kamis, 10 Juli 2025.
Menurut Myrna, langkah ini sejalan dengan semangat menjadikan IKN sebagai kota hijau untuk dunia, yakni upaya yang terus dilakukan dalam melakukan penanaman kembali atau reforestasi di area-area yang terdegradasi maupun di ruang terbuka.
Ia juga mengatakan penanaman pohon ini sejalan dengan arah pembangunan IKN yang mengedepankan prinsip kota hijau dan berkelanjutan.
“Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKN, Kota Nusantara menargetkan 75 persen ruang terbuka hijau, yakni terdiri dari 65 persen kawasan lindung dan 10 persen lagi merupakan kawasan ketahanan pangan,” ujarnya.
Menurutnya, pendekatan kota hutan yang diterapkan oleh Otorita IKN menekankan pentingnya keseimbangan antara pembangunan fisik dan pelestarian lingkungan, terlebih Kalimantan merupakan paru-paru dunia.
Hal ini ia katakan saat kegiatan penanaman pohon yang dilakukan oleh Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono bersama Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) OIKN Kartika Basuki Hadimuljono dan Istri Wakil Presiden RI Selvi Ananda Gibran Rakabuming.
Penanaman pohon tersebut dilakukan di Plaza Bhineka Tunggal Ika, bersama-sama dengan para istri menteri Kabinet Merah Putih/Seruni serta dihadiri oleh sejumlah pengurus DWP OIKN dan jajaran Eselon 1 OIKN.
“Penanaman ini menjadi bagian dari tradisi yang terus dilanjutkan oleh para tamu kenegaraan dan pejabat tinggi yang berkunjung ke IKN, sebagai bentuk nyata dari komitmen membangun Kota Nusantara sebagai kota hutan yang asri,” kata Myrna.
Dalam kegiatan ini ditanam sejumlah jenis bibit pohon yang bernilai ekologis tinggi, seperti Meranti (Shorea leprosula), Balangeran (Shorea balangeran), Kapur (Dryobalanops lanceolata), Gaharu (Aquilaria malaccensis), dan bibit pohon Nyatoh (Palaquium rostratum).