Korelasi XRP dengan Bitcoin Tidak Sepenuhnya Kuat
Mayoritas altcoin memiliki korelasi tinggi dengan pergerakan harga Bitcoin. Artinya, ketika BTC turun, altcoin ikut terseret. Namun XRP termasuk sedikit dari altcoin besar yang memiliki korelasi lebih lemah dengan Bitcoin, terutama sejak 2022.
Ini terjadi karena pergerakan harga XRP lebih ditentukan oleh faktor internal: perkembangan kasus Ripple vs SEC, adopsi institusional, dan strategi bisnis Ripple Labs. Maka ketika Bitcoin anjlok karena sentimen makro, XRP kadang tetap tenang karena investor lebih fokus ke berita internal proyeknya.
Faktor Regulasi Bisa Jadi Pedang Bermata Dua
Meski selama ini regulasi tidak terlalu menghambat stabilitas harga XRP, status hukum Ripple Coin masih menjadi topik hangat. Kasus Ripple dengan SEC di Amerika Serikat memang membawa ketidakpastian, namun justru membuat banyak investor menahan diri dari aksi jual besar-besaran.
Selama keputusan hukum belum final, XRP justru berada dalam posisi “tunggu”, yang membuat harga relatif stagnan. Namun jika Ripple memenangkan gugatan atau mendapat keputusan positif, bukan tidak mungkin XRP akan melesat cepat dan lepas dari zona stabilnya.
Sebaliknya, jika hasilnya negatif, XRP bisa menghadapi tekanan jual besar. Oleh karena itu, meskipun stabil, tetap ada risiko tersembunyi yang harus investor perhatikan.
Kesimpulan
Ripple Coin terkena lebih stabil dari altcoin lain karena kombinasi berbagai faktor: volume tinggi, investor jangka panjang, supply yang terkendali, serta ekosistem yang pengelolaannya aktif oleh Ripple Labs. Meski bukan tanpa risiko, kestabilan XRP sering kali menjadi daya tarik tersendiri bagi investor yang mencari aset kripto dengan volatilitas lebih rendah.
Di tengah pasar yang penuh ketidakpastian, XRP memberi alternatif bagi mereka yang ingin tetap eksposur ke dunia kripto tanpa harus bergantung pada hype atau spekulasi ekstrem.
Pantau terus perkembangan Ripple Coin, karena stabilitas hari ini bisa jadi batu loncatan menuju lonjakan harga yang lebih besar di masa depan.