Seperti menambang Bitcoin di masa awal, saat belum ada yang peduli. Banyak orang percaya, itulah fase Pi Coin saat ini.
Potensi Pi Coin di Era Web3
Di masa depan yang semakin terdesentralisasi, Pi bukan sekadar token. Ia dirancang sebagai alat tukar, penyimpan nilai, dan akses utama ke dunia Web3.
Pi Network saat telah meluncurkan dompet digital Pi Wallet, marketpalse dan aplikasi komunitas berbasis Pi serta dukungan untuk smart contrack serta dApps.
Pi juga tak ikut-ikutan tren ICO, airdrop, atau presale. Distribusinya murni berdasarkan kontribusi dan partisipasi aktif pengguna.
Segera kumpulkan Pi Network dari sekarang. Sebab ketika Pi Coin telah masuk bursa, maka supply terbatas karena mayoritas dipegang oleh pengguna yang telah lolol KYC. Permintaan juga diyakini akan meledak, selain itu harga dipastikan akan melonjak dratis dalam hitungan minggu.
Mereka yang konsisten mining dan membangun ekosistem hari ini, bisa jadi sedang duduk di atas potensi aset besar.
Bukan Sekadar Hype, Tapi Komitmen Komunitas
Kekuatan terbesar Pi Network adalah komunitasnya. Jutaan pengguna tetap aktif meski belum ada harga, membuktikan bahwa nilai sejati datang dari tujuan dan keterlibatan.
Kalimat “Jangan menyerah pada Pi Network” bukan sekadar slogan. Ini adalah pengingat bahwa kesuksesan di kripto bukan soal modal besar, tapi visi jangka panjang dan kesabaran.
Jika sekarang telah berhenti mining, maka lakukan segera. Aktifkan kembali aplikasi Pi dan login harianSelesaikan proses KYC jika sudah memenuhi syarat. Tambahkan orang terpercaya ke lingkar keamanan untuk tingkatkan rate mining.
Pioneer juga disarankan untuk bergabung dengan aplikasi melalui Pi Browser. Ikuti update komunitas dan pengembang di channel resmi. Siapa tahu, Langkah kecil hari ini, bisa jadi jalan menuju hasil besar saat Pi Coin resmi melantai di bursa.
Penutup: Peluang Langka Tak Datang Dua Kali
Setiap proyek besar dimulai oleh para Pelopor. Di Bitcoin dulu, itu para cypherpunk. Di Ethereum, para developer. Di Pi? Justru orang-orang biasa seperti pelajar, pekerja, UMKM, yang percaya pada partisipasi, bukan spekulasi.