IKNPOS.ID – Harga Pi Network kembali jadi sorotan setelah mencatat penurunan signifikan dalam sepekan terakhir. Saat artikel ini ditulis, harga Pi Network berada di kisaran $0.4862, turun 13,68% hanya dalam 7 hari. Angka ini memantik pertanyaan besar di komunitas: ada apa sebenarnya dengan proyek kripto yang pernah digadang-gadang bakal menyaingi Ethereum?
Penurunan ini terasa menyakitkan karena Pi sempat mencatat all-time high (ATH) di $2.98 pada Februari 2025. Kini, nilainya sudah turun lebih dari 83%, membuat banyak investor mulai waswas.
Pasokan Besar, Permintaan Masih Lemah
Salah satu faktor utama penyebab harga Pi Network turun adalah kesenjangan besar antara pasokan dan permintaan. Total suplai Pi mencapai 100 miliar token, namun yang beredar baru sekitar 7,62 miliar PI. Artinya, tekanan jual masih sangat mungkin meningkat seiring masuknya lebih banyak token ke pasar.
Kapitalisasi pasar Pi saat ini hanya sekitar $3,7 miliar, sedangkan volume transaksi dalam 24 jam terakhir hanya $94,33 juta. Dengan rasio volume terhadap market cap sebesar 2,54%, pergerakan Pi masih terbilang lesu dibanding kripto besar lainnya.
Banyak Pengguna Masih Bingung soal Nilai Asli
Kenapa Harga Pi Turun Hari Ini?
Pertanyaan ini banyak dilontarkan, tapi jawabannya cukup kompleks. Salah satu penyebab utamanya adalah belum jelasnya status open mainnet serta belum adanya listing resmi di exchange besar dunia. Beberapa platform memang sudah memperdagangkan Pi, namun kebanyakan masih dalam bentuk IOU, bukan token asli dari jaringan utama.
Kondisi ini membuat pasar ragu. Investor menahan diri, karena belum yakin apakah Pi bisa benar-benar digunakan di luar ekosistem tertutupnya sekarang.
Volatilitas Tinggi Bikin Pasar Tak Nyaman
Harga harian Pi menunjukkan fluktuasi tajam. Dalam 24 jam terakhir, harga bergerak antara $0.4763 hingga $0.5004. Bahkan titik terendah sepanjang masa tercatat pada 5 April 2025 di angka $0.4012. Ini menunjukkan bahwa Pi masih rentan terhadap guncangan sentimen pasar, terutama saat tidak ada berita positif yang signifikan.
Terverifikasi Dewan Pers