Fadli menjelaskan bahwa penulisan sejarah nasional Indonesia tidak dimulai dari awal, tetapi lebih kepada pembaruan dan pembaruan data dari karya-karya sejarah yang sudah ada sebelumnya, seperti Sejarah Nasional Indonesia (SNI) dan Indonesia dalam Arus Sejarah.
“Jadi tidak memulai dari nol, karena sudah ada buku-buku sejarah yang ditulis, seperti Sejarah Nasional Indonesia, SNI, dan Indonesia dalam Arus Sejarah yang telah ada sejak 1980-an dan 2000-an,” ujarnya.
Dia menegaskan bahwa penulisan ulang ini bertujuan untuk memperbaharui, menambahkan, serta memperkaya data sejarah yang ada agar lebih relevan dengan kondisi saat ini.
“Kita akan berangkat tentu dari apa yang sudah ditulis dan kita melakukan update, penambahan-penambahan, data dan sebagainya,” jelas Fadli.
Fadli menambahkan bahwa proyek penulisan sejarah ini juga menjadi bagian dari peringatan 80 tahun kemerdekaan Indonesia.
“Ini harus menjadi semacam hadiah dalam rangka 80 tahun Indonesia Merdeka. Kita harus ada satu formal history, official history,” tutupnya. (Fajar Ilman)