IKNPOS.ID – Tanggal 28 Juni 2025 menjadi momentum besar bagi komunitas Pi Network karena kembali merayakan Pi2Day hari spesial untuk merayakan progres ekosistem berbasis komunitas ini.
Tahun ini terasa istimewa, karena Pi Network memperkenalkan beberapa fitur unggulan yang menjadikan proyek ini semakin identik dengan blockchain bertenaga AI.
Yang paling disorot adalah peluncuran Pi App Studio, sebuah platform no-code AI yang memungkinkan siapa saja tanpa pengalaman coding untuk membuat dan meluncurkan dApps berbasis AI.
Ini menjadi langkah revolusioner yang bisa menjangkau jutaan pengguna baru.
Selain itu, fitur Ecosystem Directory Staking juga resmi dirilis, di mana pengguna bisa mendukung aplikasi favorit dengan menaruh token Pi mereka (staking) sebagai bentuk partisipasi aktif dalam pertumbuhan ekosistem.
Kemajuan Teknis: Migrasi, On-Ramp Fiat, dan Domain .pi
Tidak hanya berhenti di fitur AI, tim Pi Network juga mengumumkan capaian teknis penting seperti:
-
500.000+ pengguna sukses migrasi ke mainnet,
-
Integrasi fitur on-ramp fiat, memungkinkan pembelian Pi menggunakan uang konvensional,
-
Perluasan layanan domain .pi, agar developer bisa lebih mudah membangun dan berbagi aplikasi.
Dengan pencapaian ini, lebih dari 12.000 aplikasi telah dikembangkan, dan sekitar 30 aplikasi aktif di mainnet, menjadikan Pi sebagai salah satu ekosistem AI berbasis blockchain paling dinamis saat ini menurut analis dari TronWeekly dan Bitget.
Tapi, Ada Masalah: Tekanan Jual Token Pi di Bursa Menguat
Namun di balik semua perkembangan menggembirakan ini, muncul sebuah sinyal merah: tekanan jual Pi Coin di bursa menguat tajam.
Data dari CoinStats dan Coinpedia menunjukkan bahwa lebih dari 370 juta Pi token kini tercatat di bursa angka tertinggi sepanjang sejarah Pi Network.
Mayoritas berasal dari Pioneer yang telah menyelesaikan proses KYC dan migrasi, serta dari platform seperti Bitget yang memungkinkan perdagangan token Pi mainnet secara langsung.
Namun, mayoritas pengguna Pi Network masih belum bisa mengakses token mereka karena: