IKNPOS.ID – Bitcoin (BTC) lagi jadi sorotan, nih! Pernah kepikiran gimana nasib Bitcoin di tengah situasi geopolitik yang makin panas? Hari ini, 3 Juli 2025, Bitcoin (BTC) sukses bikin kejutan dengan lonjakan harga signifikan, meski tekanan dari isu tarif Amerika Serikat masih menghantui pasar kripto.
Menurut Fyqieh Fachrur, analis dari Tokocrypto, Bitcoin mencetak harga tertinggi dalam tiga minggu terakhir. “Bitcoin sempat menyentuh 109.600 dolar AS atau sekitar Rp1,77 miliar. Itu cuma sekitar 2 persen di bawah rekor tertingginya di 111.814 dolar AS yang tercapai Mei lalu,” ungkap Fyqieh dalam keterangan resmi di Jakarta.
Geopolitik Jadi Bayang-Bayang Pasar Kripto
Kenaikan Bitcoin terjadi di tengah kecemasan pasar menjelang tenggat kebijakan perdagangan AS. Seperti dikutip dari berbagai media internasional, Presiden AS Donald Trump menolak memperpanjang batas waktu negosiasi perdagangan yang jatuh pada 9 Juli 2025. Trump bahkan mengancam akan mengenakan tarif tambahan kalau kesepakatan tak tercapai.
“Nah, tekanan geopolitik terkait tarif, terutama menjelang batas waktu negosiasi pada 9 Juli 2025, sempat menimbulkan turbulensi di pasar kripto,” jelas Fyqieh.
Trump memang sempat memuji perjanjian dagang baru dengan Vietnam, yang katanya bakal membuka peluang lebih luas bagi produsen Amerika. Tapi, pasar masih waspada. Kekhawatiran muncul kalau kesepakatan dagang lain gagal tercapai. Hal ini bikin volatilitas makin tinggi, nggak cuma di saham, tapi juga di kripto.
Bitcoin (BTC) Masih Punya Potensi Reli
Meski kondisi geopolitik bikin pasar kripto goyah, Fyqieh menilai ada peluang positif. “Ketidakpastian makro justru memicu aksi beli spekulatif, khususnya pada altcoin sebagai diversifikasi dan lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi,” jelasnya.
Secara historis, bulan Juli cenderung positif buat Bitcoin. Data menunjukkan rata-rata kenaikan bulanan Bitcoin sekitar 8,09 persen. Kalau tren ini bertahan, bukan nggak mungkin harga BTC bakal melesat lebih tinggi lagi.
“Awal bulan yang kuat ini berpotensi membuka jalan untuk reli lanjutan. Walau memang, masih ada risiko koreksi jangka pendek sebelum rebound ke kisaran 110.000 dolar AS atau lebih tinggi,” kata Fyqieh.