Meski dikenal sebagai tanaman pembersih udara dan sangat kuat dalam segala kondisi, Lidah Mertua juga mengandung saponin, zat kimia yang bisa memicu reaksi keracunan ringan.
Gejala: mual, muntah, dan diare jika bagian tanaman ini tertelan dalam jumlah besar. Namun, toksisitasnya tergolong ringan.
6. Philodendron
Tanaman ini sangat populer sebagai tanaman indoor karena perawatannya yang mudah dan tampilannya yang elegan. Tapi Philodendron juga mengandung kalsium oksalat, sama seperti tanaman beracun lainnya.
Efek racun: sensasi terbakar pada mulut dan tenggorokan, pembengkakan lidah, bahkan kesulitan bernapas dalam kasus yang parah.
7. Oleander (Zaitun Neraka)
Oleander bukan tanaman indoor, tapi sering ditemukan di taman-taman kota. Semua bagian tanaman ini sangat beracun, terutama daunnya, yang mengandung glikosida jantung.
Gejala keracunan: detak jantung tidak normal, muntah, diare, bahkan bisa berujung fatal jika tertelan dalam jumlah banyak.
Cara Mencegah Risiko
Kenali dan Labeli Tanaman: Selalu identifikasi tanaman hias Anda dan cari tahu kandungan toksiknya.
Jauhkan dari Anak dan Hewan Peliharaan: Letakkan tanaman beracun di tempat tinggi atau terpisah.
Gunakan Sarung Tangan Saat Menanam: Hindari kontak langsung dengan getah atau daun tanaman.
Sediakan Kontak Darurat: Jika terjadi kontak berbahaya, segera hubungi pusat informasi racun (di Indonesia: Pusat Informasi Obat dan Racun – PIO).
Tak semua tanaman hias seaman yang kita kira. Di balik tampilannya yang indah, beberapa tanaman ternyata menyimpan racun yang dapat membahayakan kesehatan. Bukan berarti Anda harus menghindari semua tanaman ini, tetapi kesadaran dan langkah pencegahan sangat penting agar keindahan tanaman tetap membawa manfaat, bukan petaka.
Jika Anda ingin mempercantik rumah dengan tanaman, pilihlah jenis yang non-toksik, terutama bila ada anak kecil atau hewan peliharaan di lingkungan Anda.