IKNPOS.ID – Harga Pi Coin sedang berada di zona support kuat $0,60–0,58, ini menjadi angin segar Pi Network dan peluang emas menjelang Pi2Day.
Menjelang momen penting Pi2Day yang akan digelar 28 Juni nanti, komunitas Pi Network tengah menyoroti satu hal penting: harga $Pi yang bertahan di level $0,60–0,58.
Menurut cuitan dari akun X @PiBarterMall, level ini dianggap sebagai zona support kuat yang bisa jadi titik awal reli selanjutnya.
Related Post
Apa Maksudnya Support yang Memberikan Angin Segar Pi Network
Dalam dunia kripto, support adalah level harga di mana sebuah koin biasanya “berhenti turun” karena banyak orang mulai beli. Nah, $0,60 ini dianggap sebagai batas bawah aman—harga yang telah beberapa kali berhasil memantul ke atas dari titik itu.
“$Pi punya support kuat di $0,60! Para pionir yang short bisa mulai bangun posisi di $0,60–0,58 dan tetap bertahan di #PiNetwork,” tulis akun PiBarterMall.
Kalimat itu seolah menyemangati para pengguna untuk tidak takut beli di harga bawah, karena potensi kenaikannya bisa jadi besar.
Kenapa Banyak yang Optimis?
Beberapa alasan utama:
Sudah Beberapa Kali Mantul dari $0,60
Ini bukan pertama kalinya harga $Pi menyentuh $0,60 dan balik naik. Artinya, ada kekuatan beli yang konsisten di titik ini.
Stochastic RSI Oversold
Indikator teknikal ini menunjukkan bahwa $Pi sudah “kelewat murah” dan berpeluang naik.
Menjelang Pi2Day
Komunitas menantikan kabar besar: apakah akan ada pengumuman soal mainnet, kerja sama besar, atau bahkan listing di bursa ternama? Kalau iya, ini bisa memicu lonjakan harga secara tiba-tiba.
Komunitas Lebih Siap
Holder sekarang lebih sabar dan matang. Short seller sudah keluar, dan trader jangka panjang mulai dominan.
Tapi, Ada Risikonya?
Tentu saja. Kalau support $0,60 gagal dipertahankan, harga bisa turun ke $0,50 atau bahkan lebih rendah. Karena itu, strategi terbaik menurut komunitas adalah:
Akumulasi bertahap, beli sedikit demi sedikit
Pasang stop-loss, untuk menghindari kerugian besar
Pantau berita Pi2Day, karena itu bisa jadi pemicu utama
Terverifikasi Dewan Pers