IKNPOS.ID – Pi Network kembali menjadi sorotan, bukan karena keberhasilan teknologi, tetapi karena harga Pi Coin yang merosot ke level rendah $0,65. Koreksi ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah ini peluang terbaik untuk membeli sebelum reli besar terjadi? Harga Pi Network anjlok menjadi perhatian komunitas.
Saat ini, Pi Coin diperdagangkan di angka $0,65, turun 11% dalam tujuh hari terakhir. Koin ini belum mampu menembus garis EMA 50 dan terus bergerak dalam tren bearish. Namun, support penting di $0,6494 sejauh ini masih bertahan.
Harga Pi Network Anjlok, Zona Jenuh Jual Mulai Terbentuk
Indikator RSI saat ini berada di angka 40—mendekati zona jenuh jual. Ini bisa menjadi sinyal bahwa tekanan jual mulai melemah dan pembeli bersiap masuk. Resistance jangka pendek berada di level $0,70 dan $0,80. Jika ditembus, ini bisa membuka jalan untuk pemulihan harga yang signifikan.
Analis: Ini Harga Diskon, Bukan Akhir!
Kim Wong, seorang analis kripto yang vokal, menyebut $0,64 sebagai “zona tawar-menawar” untuk Pi. Ia mengingatkan bahwa Pi Coin pernah menyentuh harga $3 dan kini hanya seperlimanya. Menurut Wong, jaringan Pi yang kini memiliki kapitalisasi pasar besar dan peringkat ke-28 global belum menunjukkan potensi penuhnya.
Ia juga mencatat bahwa 80% pengguna awal mungkin telah pergi, tetapi 20% yang masih bertahan sekarang mulai menuai hasilnya. Dengan proses KYC yang makin rampung dan banyaknya token yang mulai berpindah ke dompet pribadi, pasokan beredar berpotensi menyusut—mendorong harga naik dalam waktu dekat.
Faktor Katalis Positif Masih Bisa Muncul
Selain itu, dana pengembangan senilai $100 juta dari Pi Core Team, serta peluang kemitraan strategis, dapat menjadi pemicu pertumbuhan berikutnya. Bila Pi Coin nantinya dilirik oleh bursa besar seperti Binance atau Coinbase, reli besar bisa terjadi kapan saja.
Namun, tantangan seperti keterlambatan migrasi, isu tata kelola, dan kurangnya transparansi masih menjadi ganjalan besar. Jika tidak segera diatasi, harga bisa terus bergerak turun dan menggerus kepercayaan investor.
Terverifikasi Dewan Pers