IKNPOS.ID – Salah satu dampak positif dari rencana pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) adalah meningkatnya investasi di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim).
Target investasi yang ditetapkan pemerintah pusat melalui Kementerian Investasi/BKPM tak hanya tercapai, bahkan bisa dilampaui hingga lebih dari 100 persen.
“Jadi target kita itu sebenarnya target dari Kementerian BKPM ke seluruh Indonesia. Jadi, mereka memberi target-target investasi itu ke provinsi, kemudian masing-masing provinsi split target-target investasinya ke kabupaten dan kota yang ada di dalam provinsi itu,” ujar Kepala DPMPTSP PPU, Nurlaila, beberapa waktu lalu.
Related Post
Menurutnya, target bukan ditetapkan langsung oleh pemerintah kabupaten, tetapi merupakan hasil distribusi nasional yang diteruskan dari pusat ke daerah.
Untuk tahun 2024, Kabupaten PPU mendapat alokasi target investasi sebesar Rp2,5 triliun. Namun, capaian di lapangan ternyata jauh melampaui angka tersebut.
“Alhamdulillah, pada tahun 2024 di akhir tahun hingga Desember, pencapaian realisasi itu kita bisa mencapai Rp3,7 triliun. Jadi, kita sampai ke 145 persen,” katanya.
Lonjakan capaian ini membuat PPU berada dalam posisi cukup strategis, terutama dalam konteks pembangunan kawasan penyangga IKN.
Meski begitu, DPMPTSP justru dibuat heran dengan lonjakan target yang diberlakukan tahun berikutnya.
“Di tahun 2025 itu kita diberi target investasi cukup besar, Rp4,7 triliun. Nah, di 2024 kita target investasinya masih di Rp2,5 triliun,” ungkap Nurlaila.
Ia mengaku belum mendapatkan penjelasan detail dari kementerian soal alasan di balik kenaikan target investasi PPU yang hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya.
Dalam konteks daerah yang sebagian besar masih didominasi oleh investasi sektor primer dan infrastruktur, lonjakan target ini tentu menjadi tantangan tersendiri.
“Saya tidak tahu juga apa yang membuat mereka menaikkan target investasi PPU hingga Rp4,7 triliun, hampir dua kali lipat,” ucapnya.
Terverifikasi Dewan Pers