IKNPOS.ID – Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi yang terdiri dari Transparency International Indonesia, Themis Indonesia dan Trend Asia melaporkan dugaan korupsi pengadaan jet pribadi KPU senilai Rp65,49 miliar ke KPK saat penyelenggaraan Pemilu 2024. Fakta yang terungkap dari skandal jet pribadi KPU: dugaan mark-up anggaran Rp20 Miliar, perusahaan fiktif dan pola penerbangan tidak wajar.
Dari Perusahaan Fiktif Hingga Mark-Up Gila-gilaan
1. Perusahaan Baru & Tidak Berpengalaman Menang Tender
- Nama Perusahaan: Dirahasiakan (baru berdiri 2022)
- Nilai Kontrak:
- Paket 1: Rp40,19 miliar
- Paket 2: Rp25,29 miliar
- Total: Rp65,49 miliar (melebihi pagu Rp46,19 miliar)
- Diduga ada mark-up Rp 20 Miliar
- Temuan Mencurigakan:
- Tidak ada rekam jejak di industri penerbangan
- Proses tender tertutup via e-katalog
Ini jelas indikasi suap. Perusahaan kecil tiba-tiba dapat proyek Rp65 miliar,” tegas Agus Sarwono dari Transparency International Indonesia.
2. Jet Pribadi Dipakai untuk Daerah yang Sudah Terakses
Dari 59 penerbangan ke 40 daerah:
- Hanya 35% ke daerah terluar
- 5% ke daerah tertinggal
- 60% justru ke kota besar yang sudah ada penerbangan komersial
Dugaan Rute Tidak Wajar:
- Jakarta-Bandung (Tersedia 86 penerbangan komersial per hari)
- Jakarta-Surabaya (Tersedia 54 penerbangan komersial per hari)
- Jakarta-Bali (Sudah tersedia banyak penerbangan per hari)
“Jet ini malah dipakai untuk kemewahan. Bukan kebutuhan pemilu. Karena itu patut diduga ada penyalahgunaan. KPK harus turun tangan menyelidiki kasus ini,” kritik Agus dengan keras.
3. Pelanggaran Aturan Perjalanan Dinas
- PMK No. 113/2012 jo PMK No. 119/2023 mewajibkan pejabat terbang kelas bisnis, bukan jet pribadi.
- Biaya jet pribadi 5-10x lebih mahal daripada tiket bisnis.
Skandal Jet Pribadi KPU & Dampak Lingkungan
Trend Asia menghitung emisi jet pribadi KPU:
- Total CO₂: 382.806 kg
- 236.273 kg berasal dari penerbangan tidak penting alias tidak perlu
“Itu pemborosan anggaran sekaligus perusakan lingkungan. Emisi CO₂ 382.806 kg setara dengan 8.731 pohon yang ditanam,” papar Zakki Amali dari Trend Asia.