IKNPOS.ID – Penulis buku legendaris “Rich Dad Poor Dad,” Robert Kiyosaki kembali menjadi sorotan. Dia menyatakan Bitcoin lebih aman dari saham di tengah krisis ekonomi yang sedang berlangsung.
Pernyataan ini datang saat pasar saham mengalami tekanan besar, dengan banyak indeks utama AS melemah. Di sisi lain, Bitcoin (BTC) menunjukkan ketahanan harga yang mulai menarik perhatian investor yang mencari perlindungan nilai di tengah ketidakpastian ekonomi.
Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Dalam unggahan terbarunya, Kiyosaki merujuk pada bukunya “Rich Dad’s Prophecy” (2002) yang memprediksi kehancuran besar di pasar saham. Ia menyebut bahwa resesi telah tiba, bahkan berpotensi masuk fase depresi. Kekhawatiran utamanya adalah Federal Reserve dan Departemen Keuangan AS kemungkinan akan mencetak triliunan dolar uang fiat, yang menurutnya akan memperburuk inflasi1.
Seperti dilansir dari CryptoTimes, dalam 24 jam terakhir, volume pencarian kata kunci “Bitcoin safe haven” meningkat 47%, menunjukkan lonjakan minat pasar terhadap narasi Bitcoin sebagai aset pelindung nilai (hedge). Hal ini menandakan bahwa investor semakin melirik Bitcoin sebagai alternatif yang lebih stabil di tengah ketidakpastian ekonomi.
Risiko Aset Kertas dan Arah Baru ke Bitcoin
Bagi investor dan trader, pernyataan Kiyosaki bukan sekadar opini. Dalam konteks inflasi yang tinggi dan kemungkinan penurunan daya beli dolar, aset kertas seperti saham, obligasi, dan reksa dana dianggap lebih rentan. Kiyosaki menyarankan peralihan menuju aset yang tidak bisa “dicetak ulang,” seperti:
- Bitcoin (BTC) — dengan suplai maksimum 21 juta, tidak bisa dimanipulasi bank sentral.
- Emas dan perak — telah lama digunakan sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Tren saat ini menunjukkan bahwa Bitcoin kembali diperdagangkan mendekati area $69.000, meskipun volatilitas masih tinggi. Indikator RSI harian berada di kisaran netral 54, mengindikasikan ruang pergerakan masih terbuka.
Sementara itu, data dari CoinGlass memperlihatkan peningkatan posisi long pada Bitcoin, khususnya di kalangan institusi. Hal ini menandakan adanya keyakinan bahwa BTC dapat melawan arus penurunan pasar saham yang lebih luas.