Pendapatan dari layanan legacy dan broadband juga terus menurun, dari Rp10,407 triliun pada 2021 menjadi Rp8,447 triliun di 2024. Pertumbuhan negatif di sektor broadband mencapai -11,7% selama tiga tahun terakhir, yang menandakan semakin beratnya tantangan yang dihadapi.
Kombinasi antara kehilangan pangsa pasar, stagnasi ARPU, hingga meningkatnya beban operasional menjadi tantangan besar yang harus segera direspons oleh Telkomsel.
Tanpa langkah strategis yang cepat dan tepat, posisi dominan Telkomsel di pasar telekomunikasi nasional bisa terus tergerus oleh pesaing yang lebih adaptif dan inovatif.
Kondisi ini menjadi momen penting bagi Telkomsel untuk melakukan transformasi menyeluruh, baik dari sisi teknologi, produk, hingga pendekatan terhadap konsumen digital masa kini.