Namanya: Rudy Setyopurnomo. Umur 73 tahun. Kami biasa memanggilnya ”Rudy Sepur”. Disertasinya tentang efisiensi sistem keuangan rumah sakit. Rudy Sepur lulus dengan predikat summa cum laude.
Ia lulusan UI, Harvard dan MIT. Saya pernah mengangkatnya sebagai dirut Merpati. Ia sangat agresif memberantas korupsi. Lalu jadi sasaran tembak. Di negeri ini sepertinya hanya boleh bersih tapi tidak boleh membersihkan.
Mungkin Rudy Sepur bisa diminta ke Sikka. Ia bisa melihat apakah RSUD Maumere sebenarnya bisa mandiri dari campur tangan pemda. Itu kalau pemdanya rela. Saya bisa minta tolong kepadanya untuk ke sana.
Syukurlah akhirnya krisis bius di RSUD Maumere ditemukan kompromi. Begitu selesai merayakan Paskah Minggu lusa, dr Remi dan dr Evi kembali masuk kerja di RSUD T.C. Hillers.
Keduanya putra putri asli Sikka. Krisis bius selesai. Untuk sementara. Itu karena Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena sudah menemui dua dokter tersebut. Sudah tidak ada lagi kesalahpahaman.
Meski kejadian ini di Sikka nun jauh di sana pantulannya terasa ke seluruh pelosok Indonesia: rebutan dokter ahli.
Waini rakyat ingin pelayanan kesehatan yang lebih baik. Peralatan rumah sakit di daerah pun kian modern. Daerah perlu dokter ahli lebih banyak.
Dulu ada dokter ahli umum pun terasa cukup. Kini dua ahli anestesi untuk RSUD sekecil Maumere sudah tidak cukup. (Dahlan Iskan)