IKNPOS.ID – Pembiayaan menjadi salah satu tantangan bagi PT PLN (Persero) dalam mendorong transisi energi di Indonesia.
Salah satu aspek yang dikembangkan oleh PLN untuk bisa meraih berbagai pembiayaan adalah melalui pengembangan Environmental Social Governance (ESG).
Menurut EVP Transisi Energi dan Keberlanjutan PT PLN (Persero), Kamia Handayani, sampai saat ini dukungan pendanaan dari Just Energy Transition Partnership (JETP) sebenarnya belum berpengaruh besar bagi PLN.
Untuk itu, PLN senantiasa melakukan inovasi pencarian pembiayaan melalui ESG. Hal ini dilakukan perusahaan tersebut demi memperluas jaringan pendanaan.
“Nah kemudian inovasi yang PLN lakukan untuk men-support pembiayaan ini salah satunya dengan ESG. ESG ini membuka kesempatan untuk pembiayaan lebih luas lagi,” kata Kamia, dalam ESG Sustainability Forum 2025, akhir Januari silam.
Dengan mengembangkan ESG, akan terbuka opsi-opsi pembiayaan lain yang bisa dioptimalkan oleh PLN. Saat ini pun PLN sedang menyusun Sustainability Link Financing Framework (SLFF) sebagai inisiatif pencarian pembiayaan hijau untuk mendukung transisi energi di Indonesia.
“Ini bisa langsung dikaitkan dengan KPI-KPI terkait dengan ESG. Jadi ini salah satu inovasi yang PLN lakukan untuk bisa memperlebar lagi akses terhadap pembiayaan hijau,” tandasnya.
Sebagai pengingat, PLN menargetkan pengembangan pembangkit listrik 75% berbasis energi terbarukan. Demi mencapai target ini, PLN membutuhkan pendanaan dengan nilai yang diperkirakan mencapai lebih dari US$ 100 miliar hingga 2033 mendatang.