“Pada September 2022 jumlah penduduk miskin sebanyak 242,3 ribu orang atau sebesar 6,44 persen dari total jumlah penduduk, kemudian pada Maret 2023 turun menjadi 231,07 orang atau turun menjadi 6,11 persen,” kata Kepala BPS Provinsi Kaltim, Yusniar Juliana, Sabtu, 25 Januari 2025.
Kemudian pada Maret 2024 jumlahnya turun lagi menjadi 221,34 orang atau menjadi 5,78 persen dari total jumlah penduduk Kaltim, lantas pada September 2024 kembali turun menjadi 211,88 orang atau turun menjadi 5,51 persen.
“Tingkat kemiskinan di Kaltim pada September 2024 turun menjadi 5,51 persen, berkat kinerja positif enam faktor, yakni adanya kenaikan upah buruh, tingkat inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi, konsumsi rumah tangga, nilai tukar petani, dan turunnya pengangguran terbuka,” ujarnya.
Rinciannya, pertama adalah tingkat inflasi pada September 2024 (y-to-d) masih terkendali di angka 1,24 persen meski masih lebih tinggi ketimbang Maret di tahun yang sama dengan capaian 0,85 persen.
Kedua, ekonomi Kaltim tumbuh positif sebesar 2,98 persen pada triwulan I-2024 hingga triwulan III-2024. Sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah sektor jasa lainnya sebesar 12,74 persen, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial sebesar 9,09 persen, serta sektor transportasi dan pergudangan sebesar 8,74 persen.
Ketiga, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) pada triwulan III-2024 tumbuh sebesar 2,21 persen jika dibandingkan dengan triwulan I di tahun yang sama.
Keempat, Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami kenaikan, yakni pada September sebesar 139,13, sementara NTP pada Maret sebesar 137,21, antara lain diperoleh dari ΝΤΡ perkebunan rakyat September 2024 sebesar 191,37 atau meningkat 9,81 persen dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 181,56.
Kelima, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2024 sebesar 5,14 persen turun 0,61 persen dibandingkan Februari 2024, dengan rincian TPT perdesaan turun lebih cepat (0,85 persen) dibanding perkotaan (turun 0,50 persen).
© 2024 IKNPOS.ID