Zoe menjelaskan bahwa keseimbangan antara Yin dan Yang (aktif, dinamis) sangat penting dalam Feng Shui.
Yin menciptakan suasana nyaman dengan warna-warna lembut, material teduh, dan suasana tenang, sementara Yang menambahkan energi melalui warna cerah, garis tegas, dan suara aktif.
Jika terlalu banyak elemen Yin, ruangan akan terasa datar dan tidak hidup.
Anna Elkington, seorang ahli Feng Shui, menyarankan untuk menjaga jumlah lengkungan dan lekukan di rumah seminimal mungkin, atau menyeimbangkannya dengan elemen Yang seperti garis lurus dan sudut-sudut tegas.
“Energi yang seimbang memastikan aliran energi positif di seluruh rumah,” katanya.
3. Balok Tiruan di Plafon
Balok tiruan yang dipasang di plafon, meski sering dianggap memberikan karakter unik pada ruangan, ternyata membawa dampak buruk menurut Feng Shui.
Jemma menyebut balok ini sebagai Sha Qi, atau energi keras yang dapat menciptakan perasaan tertekan dan mengganggu kesehatan penghuni rumah.
“Balok terbuka baik asli maupun palsu menciptakan efek panah beracun yang menembakkan energi negatif ke ruangan,” jelas Jemma.
Zoe menyarankan agar balok ini dihilangkan atau ditutupi dengan plafon palsu untuk mengurangi dampaknya.
Jika ini tidak memungkinkan, furnitur sebaiknya ditempatkan secara strategis untuk meminimalkan pengaruh buruk dari energi Sha Qi.
Feng Shui bertujuan menciptakan keseimbangan antara energi positif dan negatif dalam rumah, sehingga penghuni dapat merasa nyaman, damai, dan bahagia.
Rumah yang memiliki aliran energi baik tidak hanya memberikan rasa aman, tetapi juga mendukung kesehatan fisik dan mental penghuninya.
Jemma dan para pakar Feng Shui lainnya menekankan pentingnya meninjau ulang desain interior rumah untuk memastikan tidak ada elemen yang berpotensi mengganggu energi.
Dengan demikian, rumah dapat menjadi tempat yang ideal untuk beristirahat, berkumpul dengan keluarga, dan meraih kebahagiaan.
Dari pintu depan kaca hingga balok tiruan di plafon, ada banyak elemen desain interior yang sebaiknya dihindari menurut Feng Shui.