Seperti di IKN, Norwegia juga Kembangkan Plasma Nutfah Koleksi Benih dari Seluruh Dunia

Pusat Plasma Nutfah yang dikembangkan di Indonesia salah satunya di IKN, Kalimantan Timur (Kaltim). Foto: Kementerian Lingkungan Hidup/KLH

IKNPOS.ID – Indonesia mengembangkan Pusat Plasma Nutfah Nasional di Ibu Kota Nusantara (IKN) tepatnya di Kelurahan Mentawir.

Pusat Plasma Nutfah di IKN berperan penting dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan kehidupan di masa depan.

Pengembangan Plasma Nutfah di IKN juga dikembangkan oleh Pemerintah Norwegia dengan nama Svalbard Global Seed Vault.

Swalbard Global Seed Vault ini menyimpan koleksi benih dari seluruh dunia dan bertindak untuk melestarikan keanekaragaman hayati global di bidang pertanian serta melindungi berbagai macam benih tanaman pangan.

Hal itu diungkap oleh Duta Besar Norwegia untuk Indonesia dan Timor Leste Rut Kruger Giverin.

Rut meyakini pembangunan Pusat Plasma Nutfah Nasional di IKN sangat bermanfaat untuk melestarikan kekayaan biodiversitas di Indonesia.

Adapun Indonesia dan Norwegia telah membangun kolaborasi yang efektif dalam pengendalian iklim khususnya sektor hutan dan lahan.

Melalui kebijakan Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, Rut yakin Indonesia dapat terus menjadi pemimpin dunia dalam upaya penurunan emisi khususnya dari perlindungan hutan tropis.

“Pelestarian biodiversitas adalah bagian yang tidak terpisahkan dari upaya ini,” ujar Rut melalui keterangannya, Sabtu 7 Desember 2024.

Pusat Plasma Nutfah Nasional merupakan salah satu upaya pengelolaan keanekaragaman hayati jangka panjang yakni melalui pengelolaan plasma nutfah atau pengelolaan sumber daya genetik.

Pembangunan Pusat Plasma Nutfah Nasional telah dimulai sejak groundbreaking pada Oktober lalu.

Terletak di Kelurahan Mentawir, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, fasilitas ini memiliki luas 93,2 hektare dengan pembangunan fisik sebesar 2,02 persen atau 2,04 hektare dari luas total.

Pembangunan dibagi menjadi empat zona yaitu zona A yang merupakan kawasan utama, terdiri atas biobank, seed bank, hub center, dan kantor pendukung, zona B berupa perkampungan tradisional, zona C berupa kawasan wisata edukasi dan rekreasi, serta zona D berupa kawasan pendukung untuk aktivitas publik.

Pendekatan teknologi dalam upaya konservasi juga terus dikembangkan, misalnya assisted reproductive technology (ART) dan biobank, yang pengembangannya dilakukan melalui kerja sama antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan dengan Sekolah Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Begitu juga dengan pengembangan teknologi seed bank yang terus dikembangkan oleh Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (UGM).

Pembangunan Pusat Plasma Nutfah Nasional di IKN diharapkan dapat berperan sebagai wadah untuk koleksi plasma nutfah Indonesia, wahana edukasi, dan riset kehati Indonesia, center of excellence aplikasi teknologi reproduksi, menjadi hub training dan kerja sama dalam pengembangan dan pemanfaatan ART, biobank, seed bank, serta sebagai pusat data dan informasi plasma nutfah Indonesia.

Pusat Plasma Nutfah diyakini memiliki berbagai manfaat jangka panjang, antara lain pelestarian keanekaragaman hayati, mendukung ketahanan pangan dan membantu menghadapi perubahan iklim serta tantangan dalam pertanian.

Selain itu, menjadi sumber penting bagi penelitian ilmiah, memungkinkan pengembangan varietas baru yang lebih tahan terhadap hama, penyakit, dan kondisi lingkungan yang ekstrem.

Pusat Plasma Nutfah juga berkontribusi pada restorasi ekosistem yang terdegradasi dengan menyediakan bahan genetik untuk pemulihan spesies yang terancam punah.

Fungsi lainnya yaitu sebagai tempat edukasi, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian keanekaragaman hayati.

Secara keseluruhan, Pusat Plasma Nutfah berperan penting dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan kehidupan di masa depan.

Exit mobile version