IKNPOS.ID – Pemerintah Republik Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Vanuatu. Bantuan dengan total berat 50,5 ton ini ditujukan untuk warga Republik Vanuatu yang dilanda gempa bumi berkekuatan 7,3 skala Richter pada Selasa (17/12) pekan lalu.
Gempa dahsyat yang berpusat di 31 kilometer dari ibu kota Port Villa itu menewaskan 14 orang, sedikitnya 8.000 jiwa terdampak, menghancurkan banyak bangunan, hingga memicu tanah longsor di beberapa titik negara kepulauan itu.
Pelepasan bantuan kemanusiaan dipimpin oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno pada Jumat (27/12) sore di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Tampak hadir mendampingi Pratikno dalam acara tersebut antara lain Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, dan Komisi VIII DPR RI Selly Andriany Gantina.
Pratikno mengatakan, pengiriman bantuan kemanusiaan ini merupakan perintah langsung Presiden Prabowo Subianto.
“Arahan Presiden agar bantuan ini segera diberangkatkan. Presiden minta kepada tim yang akan berangkat ke Vanuatu untuk menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya, dan bekerja sama yang baik dengan pemerintah dan masyarakat Vanuatu,” jelas Pratikno.
“Sekali lagi, Vanuatu adalah negara sahabat kita, dan bencana ini menjadi keprihatinan kita,” tegas Pratikno.
Pratikno menambahkan, Presiden berharap bantuan dari pemerintah dan masyarakat Indonesia ini dapat membantu meringankan beban korban bencana gempa bumi di Vanuatu.
“Hari ini yang akan dikirim ke Vanuatu antara lain logistik peralatan, personil dokter dan tim lain yang akan membantu untuk memperkuat pelayanan penanganan pengungsi,” tambah Pratikno.
Bantuan kemanusiaan yang disiapkan terdiri dari logistik peralatan dan kebutuhan dasar serta obat-obatan. Bantuan ini akan diantar langsung oleh delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Kepala BNPB dengan anggota delegasi dari perwakilan BNPB, perwakilan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Komisi VIII DPR RI.
Barang bantuan yang disiapkan oleh BNPB berupa tenda pengungsi 10 set, tenda keluarga 50 set, jerigen lipat 1.000 pcs, tangki fleksibel 50 unit, genset 10 set, lampu penerangan portabel 10 unit, lampu penerangan tenaga surya 25 unit, amcus 2 unit, kebutuhan wanita 500 pak, peralatan kebersihan 500 pak, peralatan memasak 500 set, matras dan selimut masing-masing 1.000 pcs, paket sembako 1.000 pak, kasur lipat 1.000 pak, makanan siap saji 2.500 pouch, paket makanan tambahan balita 300 pak, paket tambahan ibu hamil 250 pak, mie instan 800 box, perahu beserta mesinnya 2 unit.
“Kali ini ada 21 barang kebutuhan dasar pengungsi, sudah dikomunikasikan dengan Pemerintah Vanuatu, kemudian ada permintaan khusus perahu karet dan mesinnya. Total nilai bantuan logistik peralatan ini sejumlah lebih dari 11 miliyar rupiah,” jelas Suharyanto.
Selain dukungan logistik peralatan, Pemerintah Indonesia melalui Kemenkes turut mengirimkan sejumlah obat-obatan dengan total berat 6,8 ton atau senilai 1,25 milyar rupiah. Paket obat-obatan tersebut terdiri dari Hygiene Kit, larvasida/pengendali jentik nyamuk, obat-obatan pelayanan dasar, obat malaria, alat penjernih air, dan emergency kit . Kemenkes juga mengirimkan 15 personil sebagai Emergency Medical Team (EMT) terdiri dari dokter umum, dokter spesialis, perawat, dan apoteker yang akan menjalankan tugas kemanusiaan selama 30 hari di Vanuatu.
Rencananya, para delegasi beserta barang bantuan akan terbang ke Vanuatu dengan menumpang pesawat Garuda Indonesia (PK-GNA) dengan nomor registrasi GIA-7380. Sementara itu, barang logistik akan diangkut menggunakan dua pesawat cargo Rimbun (PK-OTD) dan cargo BNN (PK-BBN). Rombongan dijadwalkan berangkat hari ini pukul 18.00 WIB melalui rute Jakarta-Jayapura-Vanuatu. Estimasi ketibaan rombongan di negara tujuan pada Sabtu (28/12) pukul 10.15 waktu setempat.
“Sesampainya di Vanuatu, rombongan delegasi Indonesia sedianya akan diterima oleh Menteri Kesehatan dan Menteri Luar Negeri Vanuatu,” ungkap Suharyanto.
Bantuan Vanuatu Keempat
Sama seperti Indonesia, Negara Republik Vanuatu juga terletak di kawasan cincin api Pasifik. Hal ini menjadikan Vanuatu sebagai salah satu wilayah yang rawan dan tinggi potensi risiko bencananya.
Dengan semangat kemanusiaan serta menekankan pentingnya hubungan persahabatan antar negara, Indonesia kerap mengirimkan bantuan kemanusiaan ketika negara sahabat ini dilanda bencana. BNPB mencatat, kali ini merupakan pengiriman bantuan kemanusiaan yang keempat untuk negara Vanuatu.
Bantuan kemanusiaan kepada Vanuatu pertama kali dikirimkan pada tahun 2015. Saat itu, negara yang terletak di sebelah timur Australia ini dilanda Angin Topan Pam. Angin topan yang diperkirakan berkecepatan 320km/jam itu meluluhlantakkan kota dan mengakibatkan 24 orang meninggal dunia.
Selanjutnya, pada bulan Mei tahun 2023, Pemerintah Indonesia mengirim bantuan kemanusiaan untuk Vanuatu dalam rangka percepatan penanganan dan pemulihan pascabencana siklon tropis Judy dan Kevin serta gempa bumi M 6,5. Bencana ini menyebabkan kerusakan infrastruktur, pencemaran sumber air, dan kerusakan jaringan telepon.
Pascabencana tersebut, selain pemberian dukungan bantuan logistik, Pemerintah turut merenovasi ruang VIP Bandara Internasional Bauefield, Port Vila, Vanuatu. Proyek renovasi bandara merupakan hibah sebesar 28M rupiah dari Pemerintah Republik Indonesia. Pekerjaan renovasi ini telah selesai dan diserahterimakan kepada Pemerintah Republik Vanuatu pada 17 Desember tahun lalu.