OIKN Sebut Pembangunan IKN Tak Hanya Infrastruktur, Tapi Juga Lingkungan

IKNPOS.ID – Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), bukan hanya infrastruktur, tetapi juga pengelolaan lingkungan.

“Pembangunan IKN tidak hanya infrastruktur yang modern, tapi juga pengelolaan lingkungan yang tangguh dan adaptif terhadap tantangan alam,” ujar Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN (OIKN), Myrna Asnawati Safitri di Penajam, Selasa, 3 Desember 2024.

Menurutnya, OIKN berkomitmen mengelola sumber daya alam secara bijak dan memperhatikan keselamatan masyarakat dengan pendekatan terintegrasi dan diharapkan ke depan banjir dapat diminimalisasi.

Penjelasan tersebut menanggapi banjir yang melanda kawasan Kecamatan Sepaku yang menjadi bagian wilayah IKN. Area terdampak banjir di Kecamatan Sepaku secara historis merupakan daerah rawan banjir.

Hujan deras yang mengguyur Kabupaten PPU beberapa hari terakhir mengakibatkan Desa Sukaraja dan Kelurahan Sepaku terendam banjir dengan ketinggian mencapai 140 sentimeter pada pertengahan pekan lalu.

Kendati banjir sudah surut, tetapi kondisi masih dianggap rawan apabila hujan intensitas tinggi kembali turun.

Kondisi geografis dan curah hujan yang cukup ekstrem membuat area tersebut rentan terhadap banjir, kata dia, jadi dibutuhkan pengelolaan yang tepat dalam konteks pembangunan IKN yang berkelanjutan.

Diakuinya, perlu ada upaya serius untuk memastikan masyarakat tidak lagi menjadi korban banjir, dengan pilihan membuka relokasi masyarakat ke wilayah perumahan yang lebih aman.

“Kami terus berupaya agar lokasi itu tidak lagi menjadi ancaman bagi masyarakat, baik melalui penataan ruang maupun pilihan relokasi,” katanya.

Langkah strategis kedaruratan diambil saat ini, kata dia, pemberian peringatan dini kepada masyarakat. OIKN menggunakan sistem prediksi yang dapat memperkirakan kenaikan air dalam hitungan jam.

“Kondisi darurat juga disiapkan logistik dan tenda pengungsian bagi masyarakat yang terpaksa harus mengungsi, untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat tetap terpenuhi selama masa krisis,” lannjut Myrna.

Exit mobile version