IKNPOS.ID – Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, mengungkapkan bahwa target investasi di Indonesia terus meningkat dalam dua tahun mendatang.
Setelah menetapkan target Rp 1.650 triliun pada 2024, pemerintah menargetkan investasi sebesar Rp 1.950 triliun pada 2025 dan Rp 2.200 triliun pada 2026.
“Target investasi kita memang meningkat dibandingkan pada tahun ini kurang lebih Rp 1.650 triliun. Tahun depan ditargetkan menjadi Rp 1.950 triliun, dan tahun depannya lagi meningkat menjadi Rp 2.200 triliun,” ujar Rosan usai menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia.
Langkah Strategis untuk Mencapai Target
Rosan menyebutkan bahwa pihaknya telah mempersiapkan sejumlah kebijakan dan regulasi untuk mendukung peningkatan investasi.
“Langkah-langkah yang kita lakukan baik dari segi kebijakan, regulasi, maupun policy sudah difokuskan untuk mendukung pencapaian target investasi,” jelasnya.
Pemerintah juga terus mengidentifikasi sektor-sektor strategis yang dapat menarik investor, termasuk memanfaatkan peluang dari relokasi pabrik-pabrik global.
Rosan mengakui, bahwa tantangan global, seperti ketegangan geopolitik dan geoekonomi, masih menjadi hambatan yang perlu diantisipasi.
Meski demikian, situasi ini juga membuka peluang besar bagi Indonesia, terutama terkait relokasi industri akibat tensi antara Amerika Serikat dan China.
“Relokasi pabrik justru menciptakan peluang yang makin besar. Oleh sebab itu, kita harus proaktif dalam berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait,” kata Rosan.
Ia juga menyoroti bahwa Indonesia sebelumnya hanya berada di peringkat keempat atau kelima di ASEAN dalam penerimaan manfaat dari relokasi pabrik global.
“Ke depan, pemerintah berupaya agar Indonesia menjadi tujuan utama investasi,” ujarnya.
Rosan berharap, pemerintah terus memperkuat daya saing Indonesia melalui berbagai reformasi struktural, termasuk pembangunan infrastruktur, penyederhanaan regulasi, serta insentif untuk investor.
“Langkah ini diharapkan mampu mendorong aliran modal masuk ke sektor hilirisasi, energi terbarukan, dan teknologi digital,” pungkasnya.
Dengan target ambisius tersebut, Indonesia diharapkan mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi sekaligus memperkuat posisinya sebagai salah satu destinasi investasi utama di kawasan Asia Tenggara.