IKNPOS.ID – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan (DPKP Kalsel) menyiapkan 41.829 hektare untuk program optimalisasi lahan rawa dari Kementerian Pertanian (Kementan).
Menurut Pelaksana Harian Kepala DPKP Provinsi Kalsel, Imam Subarkah, optimalisasi lahan rawa tersebut tersebar pada delapan kabupaten.
“Kabupaten Tanah Laut dan Barito Kuala (Batola) menjadi daerah dengan area terluas untuk program optimalisasi lahan rawa,” kata Imam, Minggu, 22 Desember 2024.
Imam mengungkapkan, Pemprov Kalsel menemui kendala untuk menjalankan program optimalisasi lahan rawa terkait musim yang melanda di wilayah Banua.
Terlebih, menurut Imam, wilayah Provinsi Kalsel memasuki musim penghujan yang membuat lahan rawa sudah mulai terendam air, sehingga kegiatan konstruksi terdapat beberapa kendala terutama aktivitas normalisasi saluran air dan pembuatan pintu air.
“Karena harus membendung sungai untuk membuat pintu air, kalau air tinggi akan mengalami kesulitan,” tutur Imam.
Meskipun begitu, DPKP Provinsi Kalsel berusaha memanfaatkan infrastruktur yang ada pada saluran dan pompa air agar digunakan untuk percepatan tanam.
Imam menuturkan Pemprov Kalsel menargetkan musim tanam sebanyak tiga kali per tahun dari sebelumnya dua kali selama setahun.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) RI Andi Amran Sulaiman menggencarkan program optimalisasi lahan rawa di wilayah Kalsel menjadi persawahan produktif guna mengamankan serta meningkatkan produksi pangan nasional terutama beras.
Amran sempat meninjau salah satu potensi optimalisasi lahan rawa tadah hujan di Desa Padang Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalsel.
Bahkan, Amran menargetkan Kalsel bersama Provinsi lain, seperti Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan menjadi penopang pangan nasional.
Amran mengungkapkan potensi lahan rawa di Kalsel mencapai 200 ribu hektare, jika dikelola secara optimal berpotensi menghasilkan 1 juta ton beras.