IKNPOS.ID – Provinsi Gorontalo menunjukkan kesiapannya untuk menjadi salah satu pemasok sumber daya alam (SDA) utama bagi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Saat ini, kebutuhan IKN masih bergantung pada suplai dari Jawa dan Sulawesi Selatan.
Dalam debat Pilkada Gorontalo, Rabu 21 November 2024, sejumlah calon gubernur menyampaikan berbagai strategi untuk memanfaatkan potensi SDA Gorontalo dalam mendukung pembangunan IKN.
Potensi SDA Gorontalo
Cagub Hamzah Isa memaparkan bahwa Gorontalo memiliki keunggulan dalam sektor pertanian dan peternakan.
Dengan adanya Bendungan Bulango Ulu dan Bendungan Randangan, produktivitas padi, jagung, dan daging dapat ditingkatkan secara signifikan.
“Kita akan kerahkan seluruh potensi yang kita miliki untuk mendukung IKN,” ujar Hamzah Isa.
Idah Syahidah Rusli, cawagub pendamping Hamzah, menambahkan bahwa peningkatan aksesibilitas darat, laut, dan udara sangat penting untuk menunjang aktivitas ekonomi.
Ia juga menekankan pentingnya mendorong pengembangan energi terbarukan untuk keberlanjutan.
Cawagub Marten Taha menggarisbawahi pentingnya diversifikasi produk perikanan dan pertanian agar dapat memenuhi permintaan pasar yang semakin kompleks.
Selain itu, ia menekankan perlunya penguatan rantai pasok guna meningkatkan efisiensi distribusi.
Sementara itu, Nelson Pomalingo menyoroti peluang Gorontalo sebagai lumbung pangan nasional.
Ia mengungkapkan bahwa wilayah seperti Dulupi dan Wonggahu di Boalemo memiliki potensi besar sebagai pusat peternakan.
“Provinsi Gorontalo, dengan sumber daya yang melimpah dan jumlah penduduk yang relatif kecil, harus mengambil peran strategis dalam menopang kebutuhan pangan IKN,” tutur Nelson.
Solusi Tumpang Tindih Pembangunan Pelabuhan
Tumpang tindih dalam rencana pembangunan pelabuhan turut menjadi bahasan dalam debat. Para kandidat memaparkan strategi untuk optimalisasi infrastruktur pelabuhan di Gorontalo.
Nelson Pomalingo: Menyampaikan pentingnya kolaborasi lintas sektor serta perencanaan jangka panjang untuk memastikan pembangunan pelabuhan berjalan efektif dan sesuai kebutuhan tata ruang daerah.
Hamzah Isa: Mengusulkan fokus pada efisiensi pelabuhan yang sudah ada. “Dua pelabuhan strategis di utara dan selatan sudah cukup, asalkan dilengkapi teknologi modern untuk mendukung volume perdagangan,” ungkapnya.
Gusnar Ismail: Menekankan prioritas pada peningkatan produksi lokal sebagai basis pembangunan pelabuhan.
“Tanpa barang untuk dimuat, pelabuhan hanya akan menjadi infrastruktur tanpa manfaat,” tegasnya.
Tonny Uloli: Menyatakan perlunya mendorong investasi di pelabuhan utama seperti Anggrek, guna mempercepat ekspor dan memperkuat konektivitas internasional.
Meski memiliki pendekatan yang berbeda, keempat kandidat sepakat bahwa pelabuhan adalah motor penggerak ekonomi Gorontalo.
Dengan strategi yang tepat, mereka yakin Gorontalo dapat berperan lebih besar dalam mendukung kebutuhan IKN dan pasar nasional.