“Untuk itu, perlu dibentuk Badan Pengelola Teluk Balikpapan atau apa pun namanya, yang penting teluk ini mendapat perhatian lebih sebagai kawasan pendukung IKN,” ujarnya awal-awal pembangunan IKN.
Selain aktivitas bongkar muat barang, di lokasi ini juga akan menjadi padat aktivitas manusia, sehingga dikhawatirkan terjadi kerusakan kawasan, adanya ceceran material hingga pembuangan limbah atau sampah di teluk itu dan kawasan pesisirnya.
Hal lain yang dikhawatirkan juga dari sisi sosial dan ekonomi masyarakat, seperti nelayan setempat baik yang menangkap ikan di laut maupun sistem keramba.
Dari sisi kerusakan lingkungan, dikhawatirkan mangrove di Teluk Balikpapan dan sekitarnya mati atau mengalami penurunan fungsi, sehingga keanekaragaman hayati di kawasan itu akan hilang, baik hilang karena pindah lokasi maupun karena mati.
“Di Teluk Balikpapan dan sekitarnya dihuni oleh beragam hayati yang perlu perlindungan seperti pesut, bekantan, dan lainnya, bahkan ada juga aneka flora. Makanan utama bekantan adalah mangrove jenis perepat, sehingga jika mangrove mati, maka terancam pula populasi bekantan,” ujarnya.