IKNPOS.ID – Kota Balikpapan menunjukkan perkembangan yang mengesankan dalam sektor industri, berkat serangkaian program dan strategi yang dijalankan oleh pemerintah daerah.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (DKUMKMP) Kota Balikpapan, Heruressandy, mengungkapkan bahwa keberhasilan tersebut tidak lepas dari komitmen pemerintah untuk memperkuat kolaborasi antara pelaku industri kecil, menengah, dan besar.
“Keberhasilan ini adalah hasil dari kerja keras bersama, terutama dalam memperkuat jaringan antar pelaku industri di Balikpapan,” ujar Heruressandy, yang lebih akrab disapa Heru, dikutip Senin, 25 November 2024.
Ia menambahkan bahwa keberadaan Balikpapan sebagai pintu gerbang menuju Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara telah memberikan kontribusi positif bagi pengembangan daya saing sektor industri lokal.
Lokasi strategis Balikpapan, yang terletak di tengah-tengah jalur perdagangan di Borneo, semakin memperkuat posisinya sebagai pusat kegiatan ekonomi di wilayah Benua Etam.
Pengaruh IKN Nusantara terhadap Industri Lokal
Heruressandy menjelaskan, perkembangan industri di Balikpapan turut dipengaruhi oleh adanya proyek IKN yang sedang berlangsung. Proyek besar ini menarik perhatian investor dan menciptakan banyak peluang bisnis baru.
“Sektor industri di Balikpapan semakin berkembang, ini juga efek dari adanya IKN,” tambahnya.
Menurutnya, Balikpapan kini lebih siap dalam mendukung berbagai sektor industri, baik di tingkat mikro, kecil, maupun menengah, berkat adanya dukungan infrastruktur yang memadai.
Salah satu bentuk dukungan tersebut adalah pembangunan fasilitas cold storage yang baru saja dioperasikan pada tahun 2024.
Fasilitas ini diperuntukkan bagi pelaku industri dan masyarakat Kota Balikpapan yang membutuhkan tempat penyimpanan produk-produk dengan kondisi suhu tertentu.
“Kami menyiapkan fasilitas ini untuk mendukung kualitas produk lokal dan memastikan ketahanan pangan di kota ini,” ujar Heru.
Cold Storage untuk Mendukung Kualitas Produk Lokal
Fasilitas cold storage yang baru dibangun memiliki kapasitas total 80 ton, dengan 60 ton di antaranya digunakan untuk penyimpanan pendingin dan 20 ton untuk pembekuan.
Fasilitas ini mampu menjaga suhu hingga minus 17 derajat Celsius untuk penyimpanan dan minus 40 derajat Celsius untuk pembekuan.
Menurut Heru, fasilitas ini diharapkan dapat membantu para pelaku usaha di sektor perikanan, hasil bumi, dan produk lainnya dalam menjaga kualitas barang yang mereka produksi.
Pemerintah Kota Balikpapan juga sedang menunggu pengesahan peraturan daerah (perda) terkait retribusi daerah yang akan mengatur tarif penggunaan fasilitas tersebut.
“Untuk saat ini, tarif retribusi yang kami tetapkan adalah Rp100 per kilogram per hari untuk penyimpanan dan Rp2.000 per kilogram per hari untuk pembekuan,” jelasnya.
Selain itu, biaya penggunaan bulanan untuk fasilitas ini juga telah disepakati sebesar Rp85 juta.
Saat ini, pengguna pertama fasilitas cold storage ini adalah sentra industri perikanan Teritip, yang mulai mengirimkan 250 kg ikan untuk produksi amplang, dengan operasional yang berjalan selama 24 jam.
Pertumbuhan IKM dan Peningkatan PAD
Selain infrastruktur yang terus berkembang, sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Balikpapan juga menunjukkan angka yang menggembirakan.
Saat ini, IKM di Balikpapan terbagi menjadi 8 kelompok industri yang mencakup sektor-sektor seperti Hasil Hutan, Pulp dan Kertas, Kimia, Agro, Logam Mesin dan Perekayasa, Alat Angkut, Aneka, dan Tekstil.
Total ada 1.064 IKM yang tersebar di berbagai pusat industri di kota ini, dengan 100 Rumah Produksi di Sentra Industri Kecil Somber (SIKS) dan 24 Rumah Produksi di Sentra Industri Kecil Teritip (SIKT).
Kehadiran sentra-sentra ini tidak hanya menumbuhkan jiwa wirausaha, tetapi juga mendorong arus investasi ke daerah.
Pencapaian ini juga tercermin dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang signifikan dari sektor IKM.
Pada tahun 2021, PAD yang berasal dari sektor ini tercatat sebesar Rp115 juta, sementara pada tahun 2024, angka tersebut melonjak hingga mencapai Rp330 juta.
Heruressandy berharap bahwa perkembangan ini akan terus berlanjut, seiring dengan semakin berkembangnya sektor industri di Balikpapan yang didukung oleh infrastruktur dan kebijakan yang tepat.
Dengan terus mendukung perkembangan sektor industri kecil, menengah, dan besar, serta memaksimalkan potensi yang ada, Balikpapan kini semakin mengukuhkan posisinya sebagai kota industri yang berdaya saing tinggi di Indonesia. (*)