IKNPOS.ID – Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim) pada triwulan III-2024 tercatat sebesar 5,55 persen year-on-year (yoy).
Meski menunjukkan tren positif, angka ini mengalami penurunan dibandingkan triwulan II-2024 yang mencapai 5,85 persen.
Sektor pertambangan dan penggalian tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi di Benua Etam, didukung oleh Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB).
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kaltim, M. Syaibani, mengungkapkan bahwa Kaltim menyumbang kontribusi tertinggi di Pulau Kalimantan dengan nilai tambah regional sebesar 47,03 persen.
“Seluruh provinsi di Kalimantan mencatat pertumbuhan ekonomi positif. Kaltim juga mencatat tingkat inflasi sebesar 1,75 persen yoy pada Oktober 2024, dipengaruhi kenaikan harga kelompok perawatan pribadi, kesehatan, serta makanan dan minuman,” jelas Syaibani dikutip dari Nomorsatukaltim, Sabtu 30 November 2024.
Pendapatan dan Belanja Negara di Kaltim
Hingga akhir Oktober 2024, realisasi pendapatan negara di Kaltim mencapai Rp30,75 triliun atau 64,65 persen dari target tahunan Rp47,57 triliun.
Namun, angka ini turun 8,30 persen yoy, dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas utama seperti batu bara dan crude palm oil (CPO).
Di sisi lain, belanja negara di Kaltim mencapai Rp65,25 triliun atau 70,57 persen dari pagu tahunan Rp92,46 triliun, mencatat pertumbuhan signifikan 44,79 persen yoy.
Sebagian besar belanja diarahkan untuk proyek Ibu Kota Nusantara (IKN), termasuk pembangunan kawasan IKN 1 dan 2 serta infrastruktur permukiman.
Kinerja Penerimaan Pajak dan PNBP
Penerimaan perpajakan di Kaltim mencapai Rp28,55 triliun atau 74,97 persen dari target, meskipun turun 10,43 persen yoy. Penurunan ini disebabkan oleh melemahnya harga komoditas ekspor andalan.
Sebaliknya, sektor Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencatat lonjakan signifikan dengan realisasi Rp2,72 triliun atau 154,90 persen dari target, tumbuh 52,63 persen yoy, terutama dari layanan jasa kepelabuhan dan pendidikan.
Transfer ke Daerah dan Realisasi APBD
Realisasi Transfer ke Daerah (TKD) mencapai Rp33,09 triliun atau 84,67 persen dari pagu Rp39,08 triliun, tumbuh 20,39 persen yoy. Dana Bagi Hasil (DBH) dan Dana Alokasi Umum (DAU) menjadi kontributor utama realisasi TKD.
Realisasi sementara pendapatan APBD Kaltim hingga Oktober 2024 mencapai Rp41,33 triliun atau 63,10 persen dari target, dengan dominasi pendapatan dari transfer pusat sebesar Rp33,25 triliun.
Sementara itu, belanja APBD telah terealisasi sebesar Rp36,52 triliun atau 52,03 persen dari pagu Rp70,19 triliun, sebagian besar diarahkan untuk pembangunan infrastruktur dan pendidikan tinggi.
Dampak Pembangunan IKN
Proyek pembangunan IKN di Kaltim memberikan dampak signifikan terhadap kinerja keuangan. Hingga Oktober 2024, alokasi anggaran pembangunan IKN mencapai 78,14 persen dari pagu belanja Kementerian/Lembaga, dengan realisasi anggaran Rp41,70 triliun.
Sebagian besar dana dialokasikan untuk Kementerian PUPR, dengan kontribusi dari Kementerian Perhubungan, KLHK, dan Polri.
“Pembangunan IKN memberikan dampak besar tidak hanya pada kinerja APBN tetapi juga pada realisasi APBD di Kaltim,” pungkas Syaibani.