IKNPOS.ID – Tingginya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU), khususnya di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN), menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten PPU.
Kepala Dinas Kesehatan PPU, dr. Jansje Grace Makisurat, mengungkapkan salah satu faktor utama yang memicu peningkatan kasus DBD ini adalah perilaku para pekerja proyek yang kurang memperhatikan kebersihan diri, termasuk kebiasaan jarang mandi sepulang kerja.
Menurut dr. Grace, peningkatan signifikan kasus DBD di Sepaku terjadi karena banyaknya pendatang baru, terutama pekerja proyek yang tinggal di wilayah IKN.
“Sepaku menjadi penyumbang tertinggi, karena di sana banyak orang,” ujarnya, Rabu 6 November 2024.
Upaya Pemerintah dalam Menangani Lonjakan Kasus DBD
Dinas Kesehatan PPU telah mengambil beberapa langkah antisipasi agar kasus DBD di Sepaku tidak semakin parah.
Upaya tersebut meliputi pertemuan lintas sektor untuk memperkuat kegiatan kebersihan lingkungan serta pelaksanaan fogging secara rutin di Hunian Pekerja Konstruksi (HPK) IKN dan desa-desa di sekitarnya.
“Kami melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan situasi ini,” jelas dr. Grace.
Selain fogging, Dinas Kesehatan juga membagikan abate kepada masyarakat di wilayah Sepaku yang memiliki jumlah kasus DBD tinggi.
Masyarakat juga diminta untuk aktif melakukan pemberantasan sarang nyamuk melalui penerapan 3M, yaitu menguras, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang sampah plastik.
Dinas Kesehatan PPU turut melakukan penyelidikan epidemiologi pada setiap kasus yang muncul. Jika terdapat pasien DBD, pihak dinas segera memberikan pengobatan atau rujukan ke fasilitas kesehatan terdekat jika kondisinya berat.
Fasilitas Kesehatan dan Rujukan
Menurut dr. Grace, fasilitas kesehatan di PPU, terutama di RSUD Ratu Aji Putri Botung, sudah cukup memadai untuk menangani kasus ringan.
Jika memerlukan rujukan, pasien dapat dirujuk ke Rumah Sakit Mayada dan Rumah Sakit Hermina di IKN Sepaku yang siap melayani kebutuhan rujukan.
Perilaku Pekerja Proyek Jadi Sorotan
Dr. Grace menyoroti kebiasaan buruk sejumlah pekerja proyek di Sepaku yang dinilai dapat memperburuk penyebaran DBD.
Selain kebiasaan membuang sampah sembarangan yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk, banyak pekerja yang enggan mandi setelah seharian bekerja di lingkungan yang kurang bersih.
“Mereka itu kan sering pulang malam, tetapi punya kebiasaan kurang bagus, yakni jarang mandi,” ungkapnya, Senin (4/11).
Kendati terjadi peningkatan kasus DBD di wilayah IKN, dr. Grace memastikan bahwa lonjakan ini tidak berdampak pada kasus di tiga kecamatan lain di PPU, yaitu Babulu, Penajam, dan Waru.
Pemerintah daerah bersama dinas kesehatan berkomitmen untuk terus melakukan upaya pencegahan dan pengendalian DBD di wilayah IKN, agar penyakit ini tidak semakin menyebar.