IKNPOS.ID – Deputi Kepala Bank Indonesia Kalimantan Timur (BI Kaltim), Bayuadi Hardiyanto, menyampaikan optimisme terkait pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur (Kaltim) yang terus menunjukkan tren positif.
Hal ini ia ungkapkan dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Kaltim 2024, yang berlangsung di Samarinda, pada Jumat 29 November 2024.
Pertumbuhan Ekonomi Positif Didukung Proyek IKN
Menurut Bayuadi, berbagai kegiatan ekonomi yang terkait dengan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi di wilayah Kaltim.
“Dengan banyaknya kegiatan, seperti proyek Ibu Kota Nusantara (IKN), perekonomian di Kaltim terus menunjukkan tren yang positif,” ujarnya dikutip dari Nomorsatukaltim, Sabtu 30 November 2024.
Ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Kaltim pada tahun 2024 berada di kisaran 5,50 hingga 6,30 persen.
Meski demikian, sektor penggalian seperti batu bara dan migas masih mendominasi sebagai faktor utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Target dan Fokus Tahun 2025
Bayuadi juga menekankan bahwa pada tahun 2025, ekonomi Kaltim diproyeksikan tetap tumbuh positif. Bank Indonesia berencana untuk mendorong berbagai sektor, salah satunya adalah sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Tahun depan kita akan mendorong berbagai sektor agar Kaltim mampu berdaya saing. Salah satunya dari sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),” tegasnya.
Langkah ini sejalan dengan tujuan memperluas basis ekonomi Kaltim agar tidak terlalu bergantung pada sektor penggalian yang rawan fluktuasi global.
Tantangan Inflasi
Meski pertumbuhan ekonomi menunjukkan tren positif, Bayuadi mengingatkan bahwa tantangan inflasi masih perlu menjadi perhatian utama.
Bank Indonesia Kaltim memperkirakan inflasi pada tahun 2024 berada di kisaran 2,5 ± 1 persen.
Salah satu faktor yang menjadi perhatian adalah ketergantungan Kaltim terhadap pasokan pangan dari daerah lain, yang dapat meningkatkan risiko gejolak harga dan tekanan inflasi, terutama di tengah pertumbuhan jumlah penduduk akibat pembangunan IKN.
“Ketergantungan ini meningkatkan risiko gejolak harga dan inflasi. Diperlukan langkah strategis untuk memastikan kecukupan pasokan guna mengelola potensi tekanan inflasi secara efektif,” papar Bayuadi.
Pengendalian Inflasi
Dalam upaya menjaga stabilitas harga, Bayuadi menekankan pentingnya penguatan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang telah terbukti efektif.
“Kami akan terus melakukan pengendalian inflasi dengan memperhatikan kondisi pangan di Bumi Etam,” katanya.
Kolaborasi erat antara pemerintah daerah, instansi terkait, dan pelaku usaha dinilai sangat penting untuk memastikan ketersediaan pasokan pangan yang cukup, terutama dalam menghadapi pertumbuhan kebutuhan akibat pembangunan IKN.
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Kaltim 2024 ini menjadi momentum untuk mempertegas visi ekonomi berkelanjutan di Kaltim.
Dengan memanfaatkan momentum pembangunan IKN, Bank Indonesia optimis ekonomi Kaltim akan semakin berdaya saing, baik di tingkat nasional maupun global.
Ke depan, penguatan sektor UMKM, diversifikasi ekonomi, dan pengendalian inflasi akan menjadi kunci untuk memastikan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan di Benua Etam.