IKNPOS.ID – Dua produk makanan asal daerah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) Kaltimantan Timur (Kaltim) mulai diekspor ke luar negeri khususnya negara Asia.
Produk makanan yang diekspor itu adalah pisang kapok dari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kutai Timur (Kutim) dan minuman jamu dari UMKM Bontang.
Ekspor produk tersebut difasilitasi Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur (BI Kaltim) dengan nilai Rp235 miliar.
Kepala BI Kaltim Budi Widihartanto mengatakan, dukungan ekspor yang diberikan oleh BI merupakan rangkaian edukasi dan pelatihan serta pendampingan terhadap UKKM yang dikemas dalam program Export Kaltimpreneurs.
“Fasilitasi ekspor terjadi karena sebelumnya kami melakukan pelatihan yang dikemas dalam Export Kaltimpreneurs, yakni rangkaian program edukasi, pelatihan, dan pendampingan secara komprehensif kepada UMKM,” jelas Budi, Selasa 12 November 2024.
Pendampingan kemudian diteruskan bagi UMKM yang memiliki potensi ekspor, dengan mempertemukan pelaku UMKM plus produknya dengan calon pembeli dari berbagai negara, sampai kemudian ada pembeli yang berminat untuk impor.
Untuk program Kaltimpreners sendiri, menurut Budi, telah dilakukan pihaknya sebanyak empat kali sejak tahun 2021, kemudian mulai 2022 sudah ada yang berhasil melakukan ekspor.
Sedangkan tahun ini ada 76 UMKM peserta Kaltimpreners, namun yang berhasil ke pasar ekspor ada dua UMKM.
Untuk kegiatan Kaltimpreneurs terdiri dari seminar terbuka, rekrutmen peserta, seleksi administrasi, verifikasi lapangan, pelatihan kelas ekspor pemula dan eksportir lanjutan, business matching, bimbingan teknis dan pemantauan selama tiga bulan hingga kemudian lulus.
Sementara, saat puncak Kaltimpreneurs dua hari lalu juga dilakukan pemberian sertifikat kelulusan program secara simbolik yang dirangkai dalam kegiatan “Kaltim Paradise Mahakam Investment Forum (MIF) 2024.
Menurutnya, MIF 2024 digelar untuk membuka peluang emas bagi Kaltim dengan menjembatani pertemuan strategis dengan sembilan perwakilan negara yakni Duta Besar Bahrain, Maroko, Wakil Dubes Kamboja, Turki, investor dari Inggris Raya, India, Jepang, Belanda, dan Swis.
Dalam MIF, seluruh perwakilan sembilan negara ini menyatakan ketertarikan terhadap proyek yang ditawarkan melalui penandatanganan letter of intent (LoI).
MIF yang mengusung tema “Integrated Promotion of East Kalimantan as the Superhub of The New Capital City of Nusantara,” ini juga menampilkan sejumlah proyek strategis di sektor energi terbarukan, hilirisasi, dan infrastruktur pendukung IKN yang menarik perhatian investor dari berbagai penjuru dunia.
Proyek-proyek yang dihadirkan pada MIF 2024 adalah hasil penjaringan program PIKAT (Profiling Investasi Kalimantan Timur) yang intensif sejak 2022 hingga 2024.