IKNPOS.ID – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat bahwa angka putus sekolah di provinsi tersebut saat ini mencapai 16 ribu anak.
Pelaksana Tugas (Plt) Disdikbud Provinsi Kaltim, Irhamsyah, menegaskan bahwa permasalahan ini menjadi prioritas utama dalam penanganan pendidikan.
“Hal itu menjadi fokus penanganan kita saat ini,” ujar Irhamsyah.
Meski angka putus sekolah ini masih terbilang tinggi, Irhamsyah menyebut adanya penurunan signifikan dibandingkan tahun 2020, ketika tercatat sekitar 26 ribu anak putus sekolah.
Namun, Disdikbud Kaltim tetap waspada terhadap potensi peningkatan akibat migrasi penduduk ke Kaltim seiring pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Untuk mengatasi masalah ini, Disdikbud Kaltim telah membentuk tim khusus guna memvalidasi data dan menyusun strategi penanganan yang efektif.
Tim ini bertugas mengumpulkan data akurat, memetakan sebaran dan penyebab putus sekolah, serta merancang program intervensi di 10 kabupaten dan kota di Kaltim.
“Validasi data sangat penting. Kita perlu mengetahui secara persis angka putus sekolah di setiap jenjang dan wilayah, sehingga program penanganan dapat lebih terarah dan efektif,” kata Irhamsyah.
Penyebab Tingginya Angka Putus Sekolah di Kaltim
Menurut hasil pemetaan Disdikbud, beberapa faktor penyebab tingginya angka putus sekolah di Kaltim antara lain:
- Kemiskinan: Banyak anak terpaksa bekerja membantu keluarga dan tidak melanjutkan pendidikan.
- Jarak Tempat Tinggal yang Jauh: Terutama di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T), jarak ke sekolah yang jauh membuat anak-anak kesulitan untuk bersekolah.
Pernikahan Dini dan Rendahnya Kesadaran Pendidikan: Beberapa tradisi, seperti pernikahan dini, serta anggapan bahwa pendidikan tidak penting, turut berkontribusi pada tingginya angka putus sekolah.
Upaya Pemerintah untuk Mengatasi Putus Sekolah
Untuk mengurangi angka putus sekolah, Disdikbud Kaltim melaksanakan berbagai upaya:
- Pembangunan Infrastruktur Sekolah: Pemprov Kaltim memprioritaskan pembangunan dan perbaikan sekolah, terutama di wilayah terpencil dan perbatasan.
- Pemberian Beasiswa: Bantuan beasiswa disediakan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Pengembangan Kompetensi Guru: Pelatihan dan pengembangan profesionalisme guru digencarkan. - Sosialisasi Pentingnya Pendidikan: Disdikbud terus menyosialisasikan pentingnya pendidikan untuk masa depan anak.
- Pengembangan Sekolah Berasrama: Sekolah berasrama akan dibangun terutama di daerah terpencil, sehingga anak-anak memiliki akses pendidikan yang lebih mudah.
Irhamsyah juga menambahkan bahwa Disdikbud Kaltim sedang menyusun target penurunan angka putus sekolah dalam jangka pendek, menengah, dan panjang, yang akan dirumuskan bersama tim validasi data.
“Kami ingin mewujudkan Kaltim yang berkualitas dan berdaya saing melalui peningkatan akses dan mutu pendidikan bagi seluruh anak,” tutup Irhamsyah.