Pemuda Kaltim Tuangkan Pemikiran Soal Ketahanan Iklim IKN Lewat Karya Ilmiah

IKNPOS.ID – Pemuda adalah tulang punggung pembangunan negeri ini. Di tangan merekalah terletak kelanjutan pembangunan Indonesia. Untuk itu, Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kalimantan Timur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mencoba menggali pemikiran anak muda provinsi tersebut.

Langkah ini diambil untuk bisa menyaring pemikiran kaum muda terkait ketahanan iklim dan budaya di Ibu Kota Nusantara (IKN) melalui lomba karya ilmiah.

“Lomba karya ilmiah yang kami gelar dalam rangka memperingati Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia 2024, bertajuk ‘Ibu Kota Nusantara, Wujud Nyata Kota Berketahanan Iklim dan Budaya’,” kata Kepala BPPW Kaltim, Rozali Indra Saputra, Rabu 9 Oktober 2024.

Lomba karya ilmiah yang berlangsung 1-7 Oktober 2024 ini menetapkan tiga karya tulis terbaik. Enrico Vincensius Y H dari Institut Teknologi Kalimantan berhasil meraih juara pertama, dengan karya tulis berjudul “Perwujudan Ketahanan Iklim dan Budaya melalui Konsep Nature Based Design dan Desain Ecoculture pada Ibu Kota Nusantara (IKN) Menuju Kota yang Layak Huni dan Dicintai”.

“Fokus saya adalah penerapan langsung di IKN yang dihubungkan dengan teori tersebut. Beberapa desain IKN, baik tata kota maupun gedungnya, sudah menerapkan konsep yang saya tulis,” kata Enrico.

Implikasi karya ilmiah yang ia buat adalah bagaimana para pemuda mengembangkan ide. Mahasiswa, baik arsitektur, konstruksi, maupun desain, bisa menuangkan ide proyek ke depannya sehingga ide mereka merespons iklim dan sosial budaya di IKN.

Ia menggali berbagai referensi ilmiah, berita, dan informasi terkait IKN. Arahnya lebih ke desain kota berbasis alam dan desain ecoculture yang mengolaborasi desain berbasis alam dan budaya.

“Konsepnya meliputi infrastruktur, bangunan, tata kota, dan desain ruang publik. Ia juga mengangkat isu ruang terbuka hijau seperti perancangan Plaza Bhineka dan Sumbu Kebangsaan,” ucap dia.

Semenara itu, Darwati Pratama Sari, dewan juri lomba sekaligus akademisi, mengungkapkan IKN sedang berbenah secara bertahap menjadi smart forest city dengan 60-70 persen area hijau.

“Di era digital, informasi cepat diserap melalui sosialisasi dan event. Orang-orang dengan target tepat guna bisa belajar bersama. Secara pribadi, saya sebagai dosen juga takjub melihat IKN ternyata pembangunannya sudah seperti ini,” ujarnya.

Ia menilai kualitas tulisan mahasiswa sudah baik. Gagasan mereka dari bidang arsitektur, lingkungan hidup maupun sosial sudah cukup mewakili pemikiran anak muda terhadap pembangunan IKN.

Exit mobile version