IKNPOS.ID – Meskipun telah dirancang sebagai kota dunia yang berwawasan internasional, Bahasa Indonesia tetapi dijadikan sebagai Bahasa Utama dan simbol Ibu Kota Nusantara (IKN).
Hal itu disampaikan Direktur Pelayanan Dasar Otorita IKN Suwito saat hadir dalam kegiatan Apresiasi Pembinaan Lembaga Pengutamaan Bahasa Negara pada Ruang Publik dan Dokumen Lembaga yang digelar Kantor Bahasa Kaltim di Samarinda, Kamis, 17 Oktober 2024.
Suwito mengatakan, karena IKN dibangun sebagai kota dunia yang nyaman dan inklusif, tidak hanya bagi masyarakat Indonesia, tetapi juga bagi masyarakat internasional maka pengembangan bahasa internasional, khususnya bahasa Inggris, juga menjadi salah satu fokus IKN.
“IKN akan dikembangkan dengan prinsip nyaman dan dicintai, tidak hanya oleh masyarakat Kalimantan Timur, tetapi juga oleh masyarakat nasional dan internasional,” tukas Suwito.
Namun demikian, Suwito memastikan penggunaan Bahasa Inggris di kawasan IKN tidak akan menggeser posisi Bahasa Indonesia sebagai bahasa utama di IKN.
“Di satu sisi, kita ingin IKN menjadi tempat yang nyaman bagi masyarakat internasional, di sisi lain kita harus mempertahankan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu,” tambah Suwito.
Suwito mengatakan Kantor Bahasa Kaltim telah memberikan pembinaan dalam menjaga penerapan berbahasa Indonesia di lingkungan OIKN, terutama dalam hal penulisan dokumen resmi.
Pembinaan dari Kantor Bahasa tersebut dinilai sangat bermanfaat, terutama bagi staf IKN yang sebagian besar merupakan lulusan baru dan belum berpengalaman dalam penulisan dokumen resmi.
“Sebelum ada pembinaan dari Kantor Bahasa Kaltim, kami kesulitan dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, terutama dalam bentuk tulisan, seperti surat resmi, pedoman, peraturan, dan konsep pidato,” ujarnya.
Suwito berharap IKN dapat menjadi contoh kota global yang masyarakatnya fasih berbahasa internasional, namun tetap menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama dalam percakapan sehari-hari dan dokumen resmi.
“Kami berharap IKN akan menjadi kota global yang masyarakatnya fasih berbahasa internasional, namun tetap menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama dalam percakapan sehari-hari dan dokumen-dokumen resmi,” katanya.
