IKNPOS.ID – Kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim) diharapkan bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru yang mampu menarik investasi global dan memberikan dampak positif bagi perekonomian di wilayah sekitarnya.
Menurut Kepala Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi, dan Kesejahteraan Masyarakat (OR TKPEKM) BRIN, Agus Eko Nugroho mengatakan bahwa sudah menjadi bagian penting dari tugas BRIN untuk senantiasa berkolaborasi dan bekerja sama dengan para stakeholder.
Langkah ini untuk mewujudkan masa depan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Agus mengungkapkan, IKN yang merupakan salah satu Rencana Strategis Nasional dan salah satu proyek nasional yang mega besar, memiliki dua aspek penting.
“Kalau kami sebut sebagai target kembar. Pertama adalah bagaimana IKN mampu mendongkrak growth potential (potensi pertumbuhan;red) kita. Lalu, kedua adalah bagaimana IKN ini mampu mempersempit disparitas pembangunan nasional,” jelas Agus dalam acara Indonesia Economic Outlook (IEO) 2025 Forum di Kampus BRIN Gatot Subroto, Jakarta, Senin 30 September 2024.
Agus juga mengungkapkan, hingga saat ini belum ada tanda-tanda bahwa inklusivitas pembangunan wilayah di Indonesia berada pada keseimbangan yang baik.
“Inilah tantangannya. Harapannya, forum ini mampu menghasilkan sebuah persepsi baru, rencana strategis baru yang mampu mendekatkan kita pada rencana jangka panjang,” katanya..
Pada kesempatan itu, turut hadir dalam acara ini Widodo Ramadyanto selaku Analis Senior di Badan Kebijakan Fiskal dan Tetsuya Watanabe selaku President of Economic Research Institute for ASEAN and East Asia. Acara dilanjutkan dengan sesi paparan dan diskusi yang dimoderatori oleh Gadis Vania Sibbald, Doctoral Program in Postgraduate Economics FEB UI.
Forum ini menghadirkan para pembicara yaitu Zamroni Salim selaku Kepala Pusat Riset Ekonomi Makro dan Keuangan BRIN, Ferry Irawan selaku Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Evi Mariani selaku Direktur Eksekutif dan Pendiri Project Multatuli, dan Andre Simangunsong selaku Kepala Mandiri Institute.