IKNPOS.ID – Hingga kini petani padi di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim), masih tergantung pengairan dengan sistem tadah hujan. Wilayah tersebut tidak memiliki sumber air irigasi yang memadai.
Agar sawah-sawah tetap mendapatkan suplai air, dibutuhkan penampungan cadangan air untuk pengairan lahan persawahan, terutama saat musim kemarau agar lahan sawah dapat dikelola dengan maksimal.
Untuk itu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten PPU mengajak pemerintah kabupaten setempat memperhatikan kendala petani untuk memaksimalkan produksi tanaman padi di daerah yang dikenal Benuo Taka itu.
“Harus ada program pemerintah kabupaten dengan dukungan DPRD untuk maksimalkan hasil tanaman padi,” ujar anggota DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara Nanang Ali di Penajam, Selasa 1 Oktober 2024.
Embung atau penampung air merupakan solusi jangka pendek yang dapat membantu petani mendapatkan sumber air untuk pengairan lahan persawahan, serta pemanfaatan saluran irigasi induk yang sudah ada.
“Petani tergabung air hujan untuk pengairan lahan sawah dan minim sumber air, jadi diperlukan cadangan air untuk irigasi itu. Solusi jangka pendek harus segara dilakukan pemerintah kabupaten, DPRD akan dukung program untuk tingkatkan irigasi,” tambahnya.
Pembuatan embung membutuhkan anggaran dan pemanfaatan saluran irigasi induk sebagai sumber air irigasi juga perlu anggaran pembangunan pintu air di sejumlah titik pada saluran irigasi primer atau saluran induk.
“DPRD siap melalui fungsi penganggaran untuk solusi kendala pengairan, sebelum terbangun bendung gerak Sungai Talake sebagai sumber air irigasi,” ucap Nanang Ali.
“Kami akan dukung penuh untuk tingkatkan produksi tanaman padi untuk kesejahteraan petani dan keluarganya,” kata anggota DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara lainnya Jon Kenedi.