IKNPOS.ID – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan terus berupaya untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan kota melalui penerapan metode Intermediate Treatment Facility (ITF) dan Material Recovery Facility (MRF).
Langkah ini bertujuan untuk mengatasi peningkatan volume sampah seiring dengan pertumbuhan populasi dan aktivitas pembangunan di kota tersebut.
ITF adalah fasilitas pengolahan sampah yang berfungsi mengurangi volume sampah sebelum dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Sementara MRF merupakan fasilitas yang mengolah sampah, baik yang telah dipisahkan maupun yang masih tercampur, agar bisa dimanfaatkan kembali sebagai bahan daur ulang.
Kepala DLH Balikpapan, Sudirman Djayaleksana, mengungkapkan bahwa kapasitas maksimal penanganan sampah oleh DLH Balikpapan mencapai 400 ton per hari.
Jumlah tersebut sebagian besar berasal dari sampah domestik yang dihasilkan oleh populasi penduduk Balikpapan, yang kini tercatat mencapai 738 ribu orang.
“Produksi sampah domestik rata-rata mencapai 0,7 kg per orang, sehingga total sampah domestik berkisar antara 500 hingga 600 ton per hari. Melalui ITF dan MRF, kami mampu mengurangi jumlah tersebut sekitar 100 hingga 120 ton per hari,” kata Sudirman pada Mingu 6 Okober 2024.
Setelah pengurangan melalui ITF dan MRF, sampah yang akhirnya dibawa ke TPA Manggar berjumlah sekitar 360 hingga 400 ton per hari.
Menurut Dirman, jumlah ini masih dalam kategori normal mengingat populasi dan aktivitas ekonomi di kota yang terus berkembang.
Peningkatan Volume Sampah Akibat Proyek Strategis Nasional (PSN)
Sudirman menambahkan bahwa peningkatan volume sampah di Balikpapan disebabkan oleh adanya Proyek Strategis Nasional (PSN) seperti proyek Refinery Development Master Plan (RDMP), yang membawa banyak penduduk non-permanen ke kota.
Mereka bekerja di proyek RDMP dan akan kembali ke kampung halaman setelah proyek selesai.
“RDMP adalah proyek sementara, jadi peningkatan jumlah sampah ini bersifat sementara juga. Setelah proyek selesai, sebagian besar penduduk non-permanen akan kembali, dan volume sampah akan berkurang,” jelasnya.
Selain ITF dan MRF, DLH Balikpapan juga mengandalkan kontribusi pemulung, Bank Sampah, dan program Zero Waste dalam mengurangi jumlah sampah.
Hingga saat ini, upaya tersebut berhasil menurunkan volume sampah hingga 100-120 ton per hari.
“Ini merupakan bagian dari upaya kami untuk terus mengurangi sampah yang masuk ke TPA,” pungkas Sudirman.
Dengan langkah-langkah tersebut, DLH Kota Balikpapan berharap dapat menjaga keseimbangan lingkungan dan menangani tantangan sampah seiring dengan pertumbuhan penduduk dan proyek pembangunan di kota ini.