IKNPOS.ID – Ibu Kota Nusantara (IKN) tidak hanya dirancang sebagai pusat pemerintahan, tetapi juga sebagai pusat ketahanan pangan.
Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN, Myrna Safitri, menyatakan bahwa 10 persen wilayah IKN akan dialokasikan sebagai area produksi pangan atau wilayah pertanian.
Hal ini menjadi bagian dari kebijakan strategis untuk melibatkan generasi muda dalam mendukung swadaya pangan di IKN.
Menurut Myrna, wilayah pertanian di IKN, terutama di Kecamatan Samboja dan Samboja Barat, memainkan peran penting sebagai sumber pangan sehat bagi masyarakat IKN.
“Kami juga mendorong agar kegiatan pertanian ini bisa memperhatikan upaya-upaya untuk pengendalian perubahan iklim,” ujar Myrna dalam keterangan tertulisnya, dikutip Kamis 26 September 2024.
Menggandeng Generasi Muda
Otorita IKN melihat potensi besar pada generasi muda untuk terlibat dalam sektor pertanian. Mereka diharapkan dapat membawa inovasi dan teknologi baru guna mendukung produksi pangan yang berkelanjutan.
Swadaya pangan di IKN tidak hanya difokuskan pada aspek kuantitas, tetapi juga kualitas pangan yang dihasilkan, sehingga berdampak langsung pada kesehatan masyarakat.
Fokus pada Pertanian Ramah Lingkungan
Selain swadaya pangan, Otorita IKN menekankan pentingnya pengendalian perubahan iklim dalam setiap kegiatan pertanian.
Hal ini dilakukan melalui pendekatan pertanian ramah lingkungan, yang meminimalkan dampak terhadap lingkungan sembari tetap meningkatkan produktivitas pangan.
Dengan strategi ini, IKN diharapkan tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga model bagi pembangunan berkelanjutan.
Langkah ini diambil untuk memastikan IKN memiliki ketahanan pangan yang kuat, sekaligus menjaga keseimbangan lingkungan melalui praktik pertanian yang bertanggung jawab.