IKNPOS.ID – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, bahwa pembangunan Bandara Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur memerlukan dukungan dari investor, termasuk investor asing.
Langkah ini diambil untuk mempercepat pembangunan terminal bandara agar dapat segera dibuka untuk umum dan meningkatkan kapasitas pelayanan.
Budi menjelaskan, bahwa terminal Bandara IKN yang saat ini beroperasi hanya mampu melayani 10 hingga 15 penerbangan per hari.
Agar bandara tersebut bisa menampung lebih banyak penerbangan, diperlukan pembangunan terminal tambahan.
Untuk mewujudkan hal ini, Kementerian Perhubungan akan menggunakan konsep Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
“Untuk membangun (terminal itu) ada konsep KPBU yang sedang kami jalankan. Di mana Angkasa Pura (AP) Indonesia akan berpartner dengan satu investor dari luar,” ujar Budi Karya usai menghadiri Rapat Bersama DPR di Jakarta, ditulis Sabtu, 21 September 2024.
Skema KPBU Menguntungkan
Menurut Budi, skema KPBU akan menguntungkan bagi Indonesia karena pembiayaan pembangunan Bandara IKN tidak hanya berasal dari dana domestik, tetapi juga dari investor asing.
Hal ini dinilai dapat mempercepat proses pembangunan dan membuka peluang bisnis bagi para investor yang tertarik.
Ia juga mengungkapkan bahwa beberapa investor telah menunjukkan minat untuk berinvestasi di Bandara IKN, meskipun belum memberikan rincian mengenai asal usul investor tersebut. “Ada beberapa,” katanya, tanpa merinci lebih lanjut.
Bandara IKN untuk Umum
Awalnya, Bandara IKN hanya dioperasikan untuk kepentingan khusus IKN. Namun, setelah berkonsultasi dengan Presiden Joko Widodo, Budi Karya menyatakan bahwa bandara tersebut akan dibuka untuk umum di masa mendatang.
“Memang sementara ini, bandara ini memang dikhususkan untuk kepentingan IKN. Tapi dalam konsep yang telah kami konsultasikan dengan Bapak Presiden, mengarahkan bahwa ini akan digunakan sebagai bandara umum,” jelasnya.
Rencana Kolaborasi dengan Bandara Balikpapan
Budi juga menyebutkan, rencana untuk mengkolaborasikan Bandara IKN dengan Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan di Balikpapan.
Dalam rencana ini, Bandara IKN akan mengakomodir penerbangan internasional, sementara Bandara Balikpapan fokus pada penerbangan domestik.
“Jadi bisa saja nanti umroh dan haji di sana (Bandara IKN). Kalau yang dalam negeri bisa di Balikpapan,” tambahnya.
Budi menilai kebutuhan konektivitas internasional di Kalimantan Timur semakin meningkat, terutama untuk kepentingan bisnis dan keagamaan.
Oleh karena itu, Bandara IKN diharapkan dapat menyediakan fasilitas yang lebih baik bagi masyarakat setempat.
Runway 3.000 Meter, Siap Tampung Pesawat Besar
Bandara IKN saat ini sudah memiliki landasan pacu sepanjang 3.000 meter.
Budi menyatakan, bahwa runway tersebut sudah cukup untuk menampung pesawat besar seperti Boeing B-777 (Triple Seven), yang merupakan salah satu pesawat terbesar di dunia.
“Panjang runway-nya 3.000 meter. Artinya pesawat yang terbesar bisa berdiam di situ,” ungkapnya.
Dengan fasilitas tersebut, masyarakat Kalimantan Timur, terutama di sekitar Balikpapan, akan memiliki akses lebih baik terhadap transportasi udara.
Pembangunan Bandara IKN diharapkan dapat diselesaikan tepat waktu dan memberikan manfaat besar bagi konektivitas serta perekonomian Kalimantan Timur.