IKNPOS.ID – Pemerintah Indonesia tengah giat dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur, yang dinamakan Nusantara.
Salah satu aspek utama dari rencana ini adalah komitmen untuk menjaga dan memulihkan lingkungan alam di kawasan tersebut.
Sebagai bagian dari upaya ini, sebanyak 75 persen dari lahan di kawasan IKN akan dihijaukan dengan tanaman endemik Kalimantan.
Mengapa Tanaman Endemik?
Tanaman endemik adalah tanaman yang hanya tumbuh secara alami di wilayah tertentu dan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem lokal. Penggunaan tanaman endemik dalam penghijauan IKN bertujuan untuk:
Mempertahankan Keanekaragaman Hayati: Kalimantan dikenal sebagai salah satu wilayah dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Penanaman tanaman endemik akan membantu melestarikan spesies tumbuhan unik yang mungkin terancam oleh perubahan lingkungan.
Menjaga Keseimbangan Ekosistem: Tanaman endemik telah beradaptasi dengan kondisi lingkungan setempat dan berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Penggunaan tanaman ini dalam penghijauan dapat membantu mempertahankan fungsi ekosistem yang vital.
Mendukung Flora dan Fauna Lokal: Tanaman endemik menyediakan habitat dan sumber makanan bagi berbagai spesies hewan lokal. Dengan menanam tanaman endemik, IKN dapat mendukung kehidupan satwa liar dan membantu mencegah kepunahan spesies.
“75 persen dari 252.000 hektare lahan IKN, dihijaukan kembali, sedang dihijaukan kembali dengan tanaman endemik Kalimantan,” kata Deputi Sosial Budaya Pemberdayaan Masyarakat Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Alimudin di Jakarta, Sabtu, 3 Agustus 2024.
Alimudin menyebut, dari total lahan kawasan IKN yang mencapai 252.000 hektare, hanya 25 persen lahan diantaranya digunakan untuk pembangunan kawasan perkantoran.
“Kalau dibandingkan dengan Jakarta, empat kali Jakarta luasnya itu hanya 25 persen yang kita manfaatkan untuk perkantoran dan lain lain,” ujarnya.
Menurut Alimuidin, dengan kembali dihijaukannya 75 persen kawasan IKN dengan tanaman endemik Kalimantan, maka dia pada tahun 2035, masyarakat di kawasan Ibu Kota Negara Baru bisa hidup dengan flora dan fauna.
“Sehingga di tahun 2035 kita akan hidup lagi seperti zaman saya kecil di Kaltim, berdampingan dengan flora dan fauna, bangun-bangun kita sudah lihat bekantan, sekarang sedang ditanami semua,” ucapnya.
Alimudin menegaskan, bahwa pembangunan IKN dilakukan di atas kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) dan tidak melakukan perambahan hutan.
“Dunia internasional menyoroti kita, penggundulan hutan, ini nggak benar, karena pembangunan IKN itu ada di lahan HTI yaitu Hutan Tanaman Industri, pohon-pohonnya ekaliptus yang dibuat untuk bahan-bahan kertas dan lain-lain,” tegasnya.
“Kita membangun di situ, kita tidak ada merambah hutan yang lain,” pungkasnya.