IKNPOS.ID – Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatin) BNPB, Abdul Muhari, mengungkapkan bahwa daerah penyangga Ibu Kota Negara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, memiliki potensi rawan banjir.
Namun, potensi ini tidak akan berdampak pada kawasan inti IKN yang dirancang untuk tetap aman dari bencana.
“Jika kita lihat, dari dua kejadian bencana yang sangat dominan di PPU (Penajam Paser Utara), di kawasan ini ada banjir. Kita punya data tahunan untuk masyarakat terdampak,” kata Abdul Muhari dalam paparannya melalui tayangan YouTube BNPB, Selasa 20 Agustus 2024.
Abdul Muhari menjelaskan bahwa beberapa kawasan penyangga IKN memang memiliki sedikit potensi banjir, tetapi tidak masuk dalam kategori kawasan dengan risiko banjir yang tinggi.
“Kemudian kawasan yang mana saja, ini adalah kawasan inti dari IKN, di beberapa kawasan penyangga itu ada sedikit potensi banjir, tidak masuk dalam kawasan yang berpotensi tinggi banjir,” jelasnya.
BNPB saat ini tengah menyusun sistem terpadu penanggulangan bencana di IKN untuk menjamin keamanan jangka panjang kawasan tersebut.
Abdul Muhari menegaskan bahwa sistem ini dirancang untuk mengantisipasi situasi yang mungkin muncul di masa mendatang, termasuk peningkatan populasi dan kendaraan di kawasan tersebut.
“BNPB sedang menyusun sistem terpadu penanggulangan bencana di IKN. Karena kita ini melihat secara jangka panjang tentu saja sistem terpadu tidak hanya melihat kondisi saat ini, tapi juga emerging situasi terjadi,” ujarnya.
“Penambahan populasi penduduk, kendaraan, sedangkan kita tahu Presiden Jokowi menggaukan adalah forest city dibungkus dalam smart city,” tambahnya.
Abdul Muhari juga mengungkapkan bahwa daerah penyangga IKN pernah mengalami kejadian banjir, yang dianggap berbahaya.
“Kita menerima laporan sebelumnya, tanggal 26 Juni ada kejadian banjir di Penajam Paser Utara, mencakup kawasan titik di sekitar kawasan penunjang, bukan di kawasan inti,” ungkapnya.
Untuk mengatasi potensi banjir tersebut, BNPB telah melakukan operasi modifikasi cuaca sejak 15 Juli 2024 dan akan terus dilanjutkan hingga akhir bulan ini.
“Ini tentu membahayakan, berdasarkan permintaan bupati kemudian kita melakukan operasi modifikasi cuaca dari awal 15 Juli-hari ini kita akan turunkan sampai akhir bulan ini,” tandas Abdul Muhari.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat meminimalkan risiko banjir di daerah penyangga IKN dan memastikan kawasan inti tetap aman, sesuai dengan visi Presiden Jokowi untuk mewujudkan IKN sebagai “forest city” dalam balutan konsep smart city.