IKNPOS.ID – Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia, Putu Supadma Rudana, mengungkapkan apresiasinya terhadap desain khas Istana Garuda yang akan menjadi ikon utama di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Desain ini, menurut Putu, mencerminkan kekayaan budaya dan keindahan arsitektur Indonesia yang dipadukan dengan visi modern dan futuristik.
Menurutnya, Istana Garuda memiliki desain khas dengan terdapat rangka yang membentuk sebuah sayap lebar dan berlapis.
Adapun di bagian tengah terdapat kepala Garuda yang merunduk sebagai penyempurna dari sayap-sayap tersebut.
Ia mengutip penjelasan dari perancang Istana Garuda IKN, Nyoman Nuarta bahwa ada dua arti dari desain garuda tersebut.
Menurut dia, salah satu makna desain itu adalah Burung Garuda sebagai lambang Negara yang melindungi bangsa Indonesia.
“Kita harus bangga, desain Istana Garuda IKN merupakan karya orisinalitas anak bangsa yang menunjukkan rasa bangga dan percaya diri bangsa Indonesia dalam bidang pembangunan infrastruktur,” kata Putu, dalam keterangannya, Selasa, 13 Agustus 2024.
Putu menyebut, desain istana IKN melibatkan 44 orang ahli, mulai dari profesor, doktor, ahli tanah, dan berbagai spesialis lainnya.
“Mereka berkontribusi untuk memastikan desain istana tidak hanya indah tetapi juga aman dan, fungsional demi menciptakan aspek ketahanan bangunan yang akan menjadi simbol nasional,” jelasnya.
Menurut Putu, perancang Istana Garuda, I Nyoman Nuarta, adalah seorang maestro kelas dunia. Dia bilang, ide desain Istana Garuda Nyoman Nuarta memiliki arti penyatuan lebih dari 1.300 suku yang ada di Indonesia.
“Filosofi itu diwujudkan melalui pilihan bentuk Garuda sebagai representasi bangunan. Gambar itu dianggap mampu merangkul keberagaman suku di Indonesia tanpa menimbulkan kecemburuan antardaerah, terangnya.
Putu menilai, desain itu menunjukan istana IKN harus menggambarkan ciri sebuah bangsa yang berwibawa dan kuat. Dia menyebut untuk bagian kerangka ‘sayap’ Istana Garuda bentuknya hendak memeluk.
“Yang menurut saya mempunyai makna sebagai pelindung bangsa Indonesia yang mampu merangkul keberagaman suku di Indonesia tanpa menimbulkan kecemburuan satu sama lain,” ujarnya.
Putu juga menilai, bahw pembangunan Istana Garuda menggunakan produk lokal sesuai dengan peraturan tentang Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
“Saya menggetahui baja yang digunakan dalam struktur dan badan ‘garuda’ dibeli dari Krakatau Steel,” ungkapnya.
Kemudian proses pembuatannya dilakukan di pabrik-pabrik baja besar di dalam negeri. Selain itu, kata dia, proses pembangunan dan penyusunannya melibatkan teknologi canggih seperti las laser.
“Untuk memastikan bahwa logam yang digunakan tetap stabil, tahan cuaca dan tidak bergelombang yang bisa bertahan hingga ratusan tahun,” jelasnya.
“Belum lagi penggunaan kaca antipeluru, beton dengan ketebalan tertentu yang membuat Garuda tampak gagah dengan kepala yang menengok ke depan,” pungkasnya.