IKNPOS.ID – Ibu Kota Nusantara (IKN) bakal punya Nusantara Financial Center (NFC) atau pusat keuangan IKN.
Terkait hal itu, Deputi Direktur Direktorat Pengembangan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Zulkifli Salim agar NFC dikelola dengan konsep family office (pengelolaan dana berbasis keluarga).
“Family office ini lagi dikaji. Salah satunya kalau usulan kami nanti mungkin bisa kalau pemerintah mau dilakukan di Nusantara Financial Center (NFC). Finalnya nanti secara resmi dari pemerintah,” kata Zulkifli Salim dalam acara Investortrust Power Talk di Jakarta, Kamis, 25 Juli 2024.
Menurutnya, OJK telah membuat kajian untuk mendukung pembangunan pusat keuangan/NFC di IKN.
Ini sebagai landasan penyusunan kebijakan ke depan guna mendukung terwujudnya financial center yang mampu memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.
Pembangunan financial center tersebut berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2023 tentang Pemberian Perizinan Berusaha, Kemudahan Berusaha, dan Fasilitas Penanaman Modal bagi Pelaku Usaha di Ibu Kota Nusantara (PP IKN).
NFC diproyeksikan sebagai niche financial center yang berperan untuk menghimpun sekaligus menyalurkan pendanaan dari atau ke pasar lokal serta offshore.
Kemudian diarahkan sebagai pusat inovasi layanan perbankan di Indonesia dengan produk keuangan yang lebih beragam. Dengan begitu, sektor keuangan Indonesia semakin berdaya saing di kawasan Asia Tenggara.
Beberapa produk dan layanan yang akan ada di NFC, antara lain layanan bank umum, layanan terkait aset kripto, layanan terkait penyediaan keuangan keberlanjutan, wealth management, trustee, dan layanan keuangan Islam.
Seluruh layanan itu nantinya akan diselenggarakan oleh Unit Usaha Khusus (UUK). Diketahui, UUK merupakan kantor cabang otonom dengan struktur tersendiri dan alokasi modal khusus.
Berdasarkan peta jalan yang disusun pemerintah, pembangunan fisik NFC akan dimulai pada tahun 2025. Pembangunan dilakukan usai menyelesaikan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) di IKN.
“Contohnya, kita mau tarik dana ultra high individual atau orang super kaya seperti Bill Gates, Jeff Bezos. Kemudian ada keluarga Louis Vuitton. Lalu beberapa orang super kaya kayak jandanya Steve Jobs, dan sebagainya,” urainya.
Mereka itu, lanjutnya, punya family office di berbagai negara. Uang yang dikelola nilainya triliunan Dolar Amerika Serikat.
“Nah, pemerintah itu ingin kira-kira menarik sekian persen dari dana mereka itu untuk investasi di Indonesia. Kira-kira seperti itu,” terangnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju dan kepala lembaga untuk membahas potensi skema investasi family office dalam rapat internal di Istana Negara, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Pemerintah memproyeksikan investasi dari family office yang bisa ditarik ke Indonesia mencapai 500 miliar Dolar AS dalam beberapa tahun ke depan.
Jumlah tersebut merupakan 5 persen dari total dana yang dimiliki perusahaan keluarga atau family office di dunia sebesar 11,7 triliun dolar AS.
Ide mengenai pembentukan family office dilontarkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di sela World Water Forum Ke-10, di Nusa Dua, Bali.
Family office biasanya menyediakan berbagai layanan, seperti manajemen investasi, perencanaan keuangan, dan perencanaan pajak.
Di family office, kata Luhut, investor asing dapat menaruh uang mereka tanpa dikenakan pajak dan hanya akan dikenakan pajak apabila terdapat penciptaan lapangan kerja dari investasi tersebut.