IKNPOS.ID – Untuk mendukung upacara HUT Ke-79 kemerdekaan RI di Ibu Kota Nusantara (IKN), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah (Kalteng), menetapkan status siaga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) lebih awal. Langkah ini diambil agar asap karhutla tidak sampai ke IKN dan mengganggu upacara kemerdekaan 17 Agustus mendatang.
“Hari ini kami menetapkan status siaga karhutla berkaitan dengan persiapan peresmian IKN pada 17 Agustus nanti di Kaltim,” kata Asisten I Sekretariat Daerah Kotawaringin Timur Bidang Pemerintahan dan Kesra, Rihel di Sampit, Kamis 4 Juli 2024.
Pernyataan ini disampaikan Rihel usai rapat koordinasi (rakor) persiapan penanganan darurat bencana karhutla di Pusdalops BPBD Kotawaringin Timur. Rakor tersebut menyepakati penetapan status siaga darurat karhutla selama 90 hari, yakni 4 Juli-10 Oktober 2024.
Menurutnya, penetapan status ini untuk menindaklanjuti arahan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng agar setiap kabupaten/kota di wilayah itu melakukan persiapan berkaitan dengan peresmian IKN.
“Walau secara geografis posisi Kotawaringin Timur cukup jauh dari IKN Nusantara, namun tindakan antisipasi tetap diperlukan supaya jika terjadi karhutla di Kotawaringin Timur asapnya tak sampai ke IKN,” lanjutnya.
“Oleh sebab itu, kami melakukan persiapan baik dari personel dan peralatan, walaupun belum sampai ke pemadaman yang penting kita persiapkan dulu,” tambah Rihel.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Kotawaringin Timur Multazam menyampaikan ada beberapa parameter yang mempengaruhi penetapan status siaga darurat karhutla, antara lain pada musim kemarau Kotawaringin Timur skala kejadian karhutlanya cukup tinggi.
“Paling tidak dengan ini kami bisa melakukan upaya-upaya penanganan mitigasi, salah satunya pendekatan dengan masyarakat. Karena operasi kita akan sia-sia kalau kesadaran masyarakat masih kurang,” ucapnya.
Selama status siaga ini, pihaknya melakukan berbagai mitigasi mulai dari pendekatan dan edukasi kepada masyarakat hingga persiapan personel, peralatan, dan armada agar ketika terjadi kebakaran bisa dikendalikan.