IKNPOS.ID – Pemerintah menargetkan kawasan industri di Kalimantan Utara dapat selesai dalam kurun empat tahun. Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
“Dari pertemuan dengan NDRC (National Development and Reform Commission) kita berharap satu bulan ke depan sudah bisa ‘di-groundbreaking’, sudah dimulai konstruksinya dan saya kira dalam waktu empat tahun sudah selesai,” kata Luhut, Minggu 16 Juni 2024.
Menko Luhut melakukan kunjungan kerja ke China sejak Rabu, 12 Juni 2024. Dalam lawatan itu ia mengunjungi sejumlah kota dan daerah, seperti Beijing, Jilin dan Shanghai.
Sejumlah tokoh yang ditemui Luhut antara lain Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Kepala National Development and Reform Commission (NDRC) China Zheng Shanjie, pejabat dari Tsinghua University dan para pengusaha asal Tiongkok.
Dalam pertemuan dengan Kepala NDRC Zheng Shanjie, Luhut meminta agar NDRC dapat mendukung implementasi kawasan industri Kaltara tersebut. “Salah satunya di sana akan menjadi pabrik ‘petrochemical’ terbesar di Asia,” ungkap Luhut.
Kawasan industri di Kaltara tersebut juga sempat dibicarakan dalam pertemuan bilateral Presiden Joko WIdodo dan Presiden China Xi Jinping pada 27 Juli 2023. Salah satu pembahasan keduanya adalah “joint call” perusahaan di bidang petrokimia dan PLTA di Kaltara.
Kawasan Industri Hijau seluas sekitar 30 hektare di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara) tersebut diperkirakan memiliki nilai investasi hingga 132 miliar dolar AS. Proyek itu hanya berjarak 185 km dari Ibu Kota Nusantara (IKN).
Salah satu proyek yang akan dibangun di kawasan tersebut yaitu pabrik petrokimia yang akan menjadi pabrik petrokimia terbesar di Indonesia, dengan kapasitas mencapai 4×16 juta ton per tahunnya. Selain itu ada juga rencana pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) alumina dengan kapasitas tiga juta ton.