IKNPOS.ID – Hingga kini Demam Berdarah Dengue (DBD) tetap menjadi ancaman bagi masyarakat Indonesia. DBD adalah penyakit yang diakibatkan oleh adanya gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang sangat identik dengan musim hujan di daerah tropis atau subtropis.
Munculnya genangan air yang ada pada lubang atau barang-barang bekas akibat hujan, menjadi tempat berkembang biak nyamuk ini. Karenanya, masyarakat diimbau untuk melakukan berbagai pencegahan yang bisa menghambat atau menghentikan perkembangbiakan nyamuk.
Jika tidak ditangani dengan baik, demam berdarah bisa menyebabkan komplikasi yang cukup parah, bahkan berpotensi menyebabkan kematian.
Memasuki pertengahan tahun 2024, tercatat ada 88.593 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan 621 kasus kematian di Indonesia. Angka ini didapat berdasarkan laporan dari 456 kabupaten/kota di 34 provinsi. Dalam laporan itu terungkap kematian akibat DBD terjadi di 174 kabupaten/kota di 28 provinsi.
Kementerian Kesehatan RI pun mengimbau masyarakat untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Langkah ini biasa disebut dengan 3M Plus, yaitu: Menguras tempat penampungan air, Menutup tempat-tempat penampungan air,dan
Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti.
Selain 3M, poin plus yang dimaksud adalah
-Menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk
-Memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air
-Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
-Menggunakan obat anti nyamuk
-Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah
-Melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan secara bersama
-Meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup
-Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras
-Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar