IKNPOS.ID – Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Akmal Malik beserta rombongan melakukan kunjungan kerja ke Tiongkok belum lama ini.
Kunjungan itu dalam rangka menindaklanjuti potensi kerja sama antara pemprov dengan investor swasta di Tiongkok.
Pemprov melakukan pertemuan dengan Chairman Chem-Bright Bioengineering Co.,Ltd, Zhao Hou Fa, di Crown Plaza Hotel Huangshan.
Sebagai informasi, Chem-Bright Bioengineering Co.,Ltd merupakan perusahaan yang berlokasi di kota Hefei, Anhui yang bergerak di bidang ektraksi alamiah dari unsur-unsur aktif hewan dan tumbuhan dengan hasil produksinya dapat diterapkan pada peternakan, perikanan dan kosmetik serta obat-obatan.
Juni lalu, perusahaan ini berkunjung ke Kaltim dan melihat ada peluang usaha cukup luas untuk bekerjasama pada sektor industri pakan ternak dan pertanian. Termasuk juga industri ramah lingkungan, serta untuk penjernihan air.
Untuk rencana investasi awal perusahaan ini menargetkan sebesar 200 juta Yuan atau sekitar Rp 450 miliar.
Pada pertemuan ini, Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik menyampaikan posisi Kaltim sangat strategis, karena telah ditetapkan sebagai ibu kota negara baru Indonesia.
Menurutnya, Kaltim harus segera menyiapkan infrastruktur pendukung termasuk mendukung ketahanan pangan bagi Ibu Kota Nusantara (IKN).
Potensi yang ia sampaikan salah satunya sektor perikanan dan kelautan yang berada di Kaltim.
Baginya, laut Kaltim memiliki sumber daya alam yang kaya. Termasuk komoditas udang dan rumput laut yang sangat potensial untuk dikerjasamakan.
“Pola kerja sama yang kami tawarkan adalah melalui BUMD. Pemerintah daerah akan mendukung, memfasilitasi dan mengawal investasi yang dilakukan oleh perusahaan Anhui dengan mitra daerah termasuk penyediaan lahan dan sumber daya manusianya,” kata Akmal Malik, dikutip dari nomorsatukaltim.
Pada kesempatan yang sama, Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setprov Kaltim, Ujang Rahmad menyampaikan, bahwa rumput laut jenis Cotoni di Kaltim cukup potensial.
Ia menyebut, dengan produksi sebesar 600 ton per bulan dan untuk jenis Grasilaria menghasilkan 4.400 ton per bulan.
“Budi daya kedua komoditi tersebut dapat diinsentifkan guna meningkatkan kualitas dan kuantitas produksinya serta perlunya pengembangan industri hilir untuk meningkatkan nilai tambah” kata Ujang.
Sedangkan komoditas udang windu total produksi pada tahun 2023 sebesar 125.000 ton. Itu sudah di ekspor ke sejumlah negara seperti Jepang, Tiongkok dan negara lainnya.
“Pola pengusahaan udang tiger di Kaltim masih sangat organik dan tradisional serta belum tersentuh teknologi, ujarnya.
“Budi daya udang di Delta Mahakam tidak pernah diberi makan pakan udang buatan, sehingga udang ini sangat digemari karena benar-benar organic,” sambungnya.
“Jika dilakukan perbaikan lingkungan dengan melakukan merehabilitasi tambak-tambak yg ada dengan luas sekitar 165.000 hektare dapat mendukung produksi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan,” pungkasnya.