Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Suku Dayak adalah keturunan imigran dari Provinsi Yunnan di China Selatan, tepatnya Sungai Yangtse Kiang, Sungai Mekong, dan Sungai Menan.
Sebagian kelompok ini menyeberang ke semanjung Malaysia dan melanjutkan perjalanan dengan menyeberang ke Pulau Kalimantan.
Seorang tokoh Dayak Kayan, menjelaskan bahwa Suku Dayak adalah ras Indon China yang berimigrasi ke Indonesia pada abad ke-11.
Beberapa tradisi Suku Dayak, adalah;
- Manajah Antang
Manajah Antang adalah tradisi yang dilakukan suku Dayak untuk mencari petunjuk seperti mencari keberadaan musuh yang sulit ditemukan.
Petunjuk tersebut berasal dari arwah leluhur yang menggunakan media burung Antang. Musuh yang dicari oleh suku Dayak tersebut pasti akan ditemukan.
- Tradisi kuping panjang.
Suku Dayak memiliki tradisi memanjangkan daun telinganya. Caranya dengan menggunakan logam atau pemberat yang dipakai seperti anting-anting.
Berdasarkan aturannya, perempuan dari Suku Dayak dapat memanjangkan telinga hingga dada. Untuk laki-laki memanjangkan telinga hingga bawah dagu. Telinga panjang sebagai simbol kecantikan di Suku Dayak dan menunjukkan status kebangsawanan dan melatih kesabaran.
- Tari Kancet Papatai.
Tari Kancet Papatai merupakan tarian yang menceritakan seorang pahlawan dari suku Dayak yang berperang. Tarian ini melambangkan keberanian pria suku Dayak dalam berperang.
Selain itu, juga terdapat upacara pemberian gelar bagi pria dari suku Dayak yang dapat mengalahkan musuh.
Ciri khas dari tarian ini, gerakannya gesit, lincah, penuh semangat dan diikuti petikan dari penari.
Tari Kancet Papatai sering diiringi lagu Sak Paku dan alat musik Sampe.
- Upacara tiwah
Tiwah adalah suatu ritual yang dilakukan untuk mengantarkan tulang orang yang meninggal ke Sandung. Sandung merupakan semacam rumah kecil yang dibuat khusus untuk meletakkan tulang orang yang sudah meninggal dunia.
Sebelum tulang-tulang tersebut diantarkan dan diletakkan ke Sandung, masih ada ritual, tarian, suara gong maupun hiburan lain. Tato tradisional Masyarakat Suku Dayak Iban diperkirakan telah mengenal tato sejak 1500 SM-500 SM.